Waspadai Titik-Titik Rawan Macet di Jalur Mudik

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Agung Sasongko

Selasa 05 Jun 2018 06:48 WIB

Jalur mudik Foto: ROL Jalur mudik

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini sudah memprediksi beberapa titik di jalur mudik yang rawan mengalami kemacetan. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan salah satu titik yang masih diprediksi mengalami kepadatan lalu lintas yaitu Jakarta-Cikampek.

"Setelah Jakarta-Cikampek, itu juga area Bandung ke Garut, Nagrek ke Garut, Dan Nagrek ke Limbangan," kata Budi di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (4/5).

Selanjutnya untuk jalur Pantai Utara (Pantura), kata Budi, titik yang diprediksi akan mengalami kemacetan yaitu dari Brebes hingga Pemalang dan Pekalongan. Melihat adanya beberapa titik kemacetan di lokasi Pantura tersebut, Budi memastikan sudah melakukan penanganan juga terhadap kendaraan non-mobil.

"Kami juga melakukan penanganan sementara untuk kendaraan-kendaraan non-mobil itu. Seperti itu beberapa diantaranya dokar dan sebagainya itu sudah kita keluarkan (tidak boleh beroperasi di jalan raya)," jelas Budi.

Selanjutnya titik rawan macet selanjutnya yaitu dari Brebes ke Bumiayu. Kepadatan pada titik tersebut dikarenakan adanya pembangunan underpass kereta api sehingga ada penyempitan jalur yang berpotensi untuk menimbulkan kemacetan.

Meskipun ada beberapa prediksi titik macet tersebut, Budi memaatikan Kemenhub dan pihak terkait sudah melakukan pemeriksaan kondisi jalan. Dengan begitu, hal tersebut tidak akan memperparah kondisi kemacetan jika prediksi tersebut benar terjadi.

photo
Infografis Berburu Tiket Murah Mudik

Untuk jalur pantura, Budi memastikan kondisi jalan untuk pemudik tahun ini sudah dalam kondisi yang baik. "Kalau kita lihat, dari Bekasi hingga Karawang, dan Cikampek tidak ada persoalan karena sudah masuk ke dalam peehatian kita," jelas Budi.

Selain itu, untuk jalur Brebes hingga Tegal, Pekalaongan sampai ke Kendal dipastikan sudah ada jalan alternatif yaitu tol berbayar. Budi menjelaskan di Adiwerna, Tegal rencananya akan dibuka tol dengan 12 gate. Dia berharap, dengan adanya hal tersebut tidak akan mengulang kemacetan parah di Tol Brebes Exit (Brexit).

Dengan adanya persiapan yang sudah dilakukan sejak awal 2018, Budi memastikan Kemenhub dan semua pihak terkait dalam aspek perencanaannya sudah siap 90 persen. "Untuk itu, nanti dalam kebijakannya yang akan dilakukan akan sangat tergantung dengan dinamika di lapangan," ujar Budi.

Menurut Budi, ada satu titik yang menjadi perhatian saat musim mudik nanti yaitu jalur Nagrek sampai ke Garut yang memiliki spot rawan kemacetan. Begitu juga titik di Karangsawang, Kabupaten Brebes. Pada titik tersebut saat ini masih dilakukan pembangunan perlintasan sebidang sehingga membutuhkan penanganan khusus.

Sementara itu, Kepala Badan Litbang Kemenhub Sugihardjo mengatakan pihaknya sudah melakukan riset potensi mudik 2018. "Dari hasil survei yang dilakukan, diketahui jumlah pemudik terbanyak berasal dari wilayah Jabodetabek," jelas Sugihardjo.

Sugihardjo mengatakan, dalam riset yang dilakukan tujuan pemudik tertinggi yaitu menuju Jawa Tengah. Tujuan tertinggi kedua yaitu Jawa Timur, ketiga Jawa Barat, dan keempat yaitu Yogyakarta.

Sugihardjo menjelaskan, riset tersebut juga memaparkan sebanyak 52 persen responden memiliki alasan pemilihan waktu mudik menunggu cuti bersama. Selain itu, berdasarkan survei pemudik, sebanyak 46,7 persen lebih memilih untuk mudik menggunakan mobil pribadi dengan alasan lebih fleksibel, nyaman, serta cepat.

Untuk memeroleh suasana yang kondusif menjelang mudik 2018, Sugihardjo memastikan Kemenhub sudah dengan Jasa Raharja. "Ini dilakukan agar mudik bisa aman, selamat, dan nyaman," ungkap Sugihardjo.

Tak hanya itu, Sugihardjo menuturkan Jasa Raharja juga menawarkan kemudahan untuk klaim asuransi melalui program dan aplikasi mudik gratis. Selain itu, Kemenhun juga bekerja sama dengan Bina Marga untuk mengetahui kesiapan jalur mudik baik jalan arteri, jalan tol, dan tol fungsional.

Sementara untuk angkutan Lebaran 2018, Sugihardjo menhatakan sarana transportasi ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Untuk transportasi darat, bus mengalami peningkatan sebanyak 1,68 persen dan kereta api mengalami peningkatan sebanyak 2,37 persen.

Untuk kesiapan transportasi laut, lanjut Sugihardjo presentasinya angkutan Lebaran juga meningkat. "Kapal Roro meningkat sebanyak 3,5 pesen dan kapal laut sebanyak 1,17 persen," tutur Sugihardjo.

Sedangkan dari sektor penerbangan, peningkatan yang dihasilkan sebanyak 0,93 persen. Sugihardjo memastikan peningkatan angkutan Lebaran dilakukan agar mengurangi pemakaian kendaraan bermotor pribadi.