REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Garuda Indonesia Grup menyiapkan sedikitnya 150.510 kursi penerbangan ekstra mengantisipasi peningkatan trafik penumpang selama mudik dan balik Lebaran 2018 yang diperkirakan berlangsung 8-24 Juni 2018 untuk rute domestik dan internasional.
"Sejalan dengan upaya peningkatan kinerja operasional jelang peak season Lebaran 2018, pada H-7 hingga H+9, perusahaan menambah penerbangan ekstra," kata Vice President Corporate Secretary and Investor Relations PT Garuda Indonesia, Hengki Heriandono kepada pers di Jakarta, Sabtu (2/6).
Kapasitas penerbangan tambahan tersebut terdiri dari 768 frekuensi penerbangan tambahan yaitu 480 penerbangan Citilink dan 288 penerbangan Garuda Indonesia. Menurut dia, kapasitas tambahan tersebut meningkat sebesar 39 persen dibandingkan tahun lalu yang sebesar 107.750 kursi.
Lebih lanjut, kata Henki, upaya peningkatan kinerja operasional perusahaan menjelang musim ramai juga terus menunjukkan tren yang semakin menjanjikan. Secara operasional, on time performance Garuda Indonesia pada periode Jan-Mei 2018 berhasil mencapai 89 persen, lebih baik dibanding periode yang sama di 2017.
Bahkan baru-baru ini OAG Flightview, sebuah lembaga pemeringkatkan on OTP (on time performance) independent, menempatkan Garuda Indonesia sebagai salah satu dari 10 maskapai penerbangan global dengan capaian OTP terbaik di periode April 2018 dengan capaian sebesar 85,1 persen.
Peningkatan aspek kelancaran operasional terus dilakukan termasuk dengan menambah komposisi jumlah awak, baik kabin maupun kokpit. Dari sisi keselamatan, jumlah kejadian per 1.000 keberangkatan terus menurun.
Ditambahkan dia, dari sisi pelayanan pun Garuda Indonesia secara konsisten juga berhasil mempertahankan capaian status bintang 5 dari Skytrax yang diraih pada February 2018. "Hal ini juga turut menjadi salah satu wujud komitmen manajemen dalam memberikan konsistensi kualitas layanan yang optimal kepada pengguna jasa," katanya.
Adapun dari sisi kinerja keuangan, meskipun telah terjadi depresiasi rupiah serta kenaikan harga avtur, potensi kerugian perusahaan berhasil ditekan hingga 36 persen dan EBITDAR margin membaik ke 23 persen dari sekitar 19 persen.
Garuda Indonesia juga berhasil menekan kerugian pada kuartal I-2018 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada Januari - Maret 2018 kerugian tercatat sebesar 64,3 juta dolar AS (Rp868 miliar) atau turun sekitar 36 persen dibandingkan dengan Januari - Maret 2017 mencapai 101,2 juta dolar AS (Rp1,36 triliun).