Arus Mudik ke Sumbar Diprediksi Anjlok 30 Persen

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Agung Sasongko

Jumat 01 Jun 2018 15:32 WIB

Pemudik Foto: Republika/Yasin Habibi Pemudik

REPUBLIKA.CO.ID,  PADANG -- Jumlah pemudik yang melakukan perjalanan menuju Sumatra Barat pada Lebaran 1439 H mendatang diprediksi mengalami penurunan 30 persen dibanding tahun lalu.  Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, Amran, menjelaskan bahwa prediksi ini mengacu pada tingkat keterisian moda transportasi sejak tahun 2017 lalu.

Bila jumlah pemudik pada Lebaran 2017 sebanyak 3,5 juta orang, maka tahun ini diperkirakan jumlahnya berada di angka 2 juta-an orang. Amran menilai, penurunan paling signifikan terjadi pada angkutan darat yang biasanya mengangkut masyarakat yang menjalankan tradisi 'pulang basamo'.

Anjloknya jumlah pemudik juga diyakini karena lesunya ekonomi yang membuat sebagian masyarakat di perantauan berpikir ulang untuk mengeluarkan biaya mahal demi pulang kampung.

"Yang paling dominan pada pulang basamo ini, keadaan ekonomi kini. Kita tahu pasar domestik cukup anjlok, sehingga kami perkirakan tingkat atau kegiatan pulang basamo akan menurun 30-40 persen dibandingkan tahun-tahun lalu," jelas Amran, Jumat (1/6).

Amran menjelaskan bahwa secara umum persiapan angkutan Lebaran untuk tahun ini sama dengan tahun 2017 lalu. Untuk angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) misalnya, Dishub mencatat ada ketersediaan kursi untuk 1,6 juta penumpang, sejak H-7 hingga H+7 Lebaran.

Angka ini sama dengan tahun lalu. Mengacu pada tahun 2017 lalu, hanya 600 ribu kursi angkutan AKDP yang terisi, atau tak sampai dari separuh kapasitas.

Sementara untuk angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), tahun ini disediakan 666 kendaraan dengan jumlah kursi 40 per angkutan. Jumlah angkutan yang disediakan memang menurun karena tahun lalu, hanya 300 kendaraan yang terisi penuh dari 900 kendaraan yang disediakan.

Sementara itu untuk angkutan kereta api (KA), PT KAI menyediakan kapasitas hingga 1,1 juta penumpang untuk 10 hari periode mudik Lebaran. Namun berdasarkan pengalaman tahun lalu, hanya sekitar 700 ribu-an kursi yang terisi. Angkutan KA, lanjut Amran, menjadi favorit justru pada periode pascalebaran untuk mengangkut masyarakat yang ingin berlibur.

"Hal yang sama juga untuk angkutan udara, kapasitas disediakan melebihi permintaan," ujar Amran.

Untuk angkutan udara kapasitas melebihi permintaan. Dishub Sumbar mencatat, terdapat 75 penerbangan tambahan untuk periode Lebaran nanti. Totalnya, ada 580 penerbangan dengan rute Bandara Internasional Minangkabau (PP) selama H-8 hingga H+8 Lebaran.

Belum Layak Jalan

Sebanyak 30 persen dari total armada angkutan darat di Sumatra Barat belum dinyatakan layak jalan untuk mengangkut pemudik pada Lebaran 1439 H.  Amran menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan Ditlantas Polda Sumbar sudah melakukan uji petik kelayakan kendaraan mudik di 4 titik di Sumatra Barat.

Hasilnya, hanya 60-70 persen kendaraan yang berstatus layak jalan. "Uji petik mencakup angkutan yang arah Solok, arah ke Bukit, arah ke Pariaman. Rata-rata, dari 60 unit hanya 40 yang lulus uji. Sisanya 20 harus lakukan uji ulang," jelas Amran, Jumat (1/6).

Dishub Sumbar, lanjut Amran, sudah menyurati Organisasi Angkutan Darat (Organda) Sumbar untuk memastikan seluruh angkutan mudik layak jalan. Dishub mencatat, tersedia 1,6 juta kursi untuk angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) selama H-7 hingga H+7 Lebaran. Sementara untuk angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), tahun ini disediakan 666 kendaraan dengan jumlah kursi 40 per angkutan.

"Intinya kami minta Organda dan kawan-kawan di daerah untuk mengoperasikan kendaraan layak jalan," ujar Amran.

Terpopuler