Lewat Tol Baru Saat Mudik, Perhatikan Hal Berbahaya Ini

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Muhammad Hafil

Kamis 31 May 2018 05:35 WIB

Foto udara aktivitas pengerjaan area tol trans Jawa di Pemalang, Jawa Tengah, Sabtu (26/5). Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, tol dari Jakarta hingga Brebes Exit (Brexit) dapat digunakan secara berbayar, sementara dari Brexit hingga Semarang dapat dilalui secara gratis pada arus mudik dan balik 2018. Foto: Harviyan Perdana Putra/Antara Foto udara aktivitas pengerjaan area tol trans Jawa di Pemalang, Jawa Tengah, Sabtu (26/5). Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, tol dari Jakarta hingga Brebes Exit (Brexit) dapat digunakan secara berbayar, sementara dari Brexit hingga Semarang dapat dilalui secara gratis pada arus mudik dan balik 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyiapkan tujuh ruas tol yang akan beroperasi pada mudik Lebaran 2018 untuk membantu kelancaran arus lalu lintas. Namun, bagi Anda yang menggunakan jalan tol baru, ada hal yang harus diwaspadai, yaitu cross wind atau angin samping.

''Yang paling bahaya dari lokasi baru adalah cross wind atau angin samping,'' ujar Pebalap dan Atlet Motorsport Rifat Sungkar, di Jakarta, Rabu (30/5).

Menurut dia, banyak kecelakaan terjadi di jalan tol baru karena cross wind ini. Ia mencontohkan tol Cipularang, yang pada saat tol tersebut baru jadi dan digunakan, banyak terjadi kecelakaan.

Hal itu karena elevasinya berada di ketinggian dan di antara dua bukit. ''Cross wind itu risiko yang paling berbahaya, nggak ada peringatan, nggak ada antisipasi, terutama saat kapasitas bawaan lagi berat-beratnya,'' ujar dia.

Ketika terkena cross wind, biasanya pengemudi akan bereaksi. Namun, yang membahayakan adalah reaksi kedua, ketika mobil oleng ke kiri lalu dicounter kanan, maka kemungkin akan terbalik ke kiri.

Oleh karena itu, ia mengimbau setiap pengemudi menerapkan manajemen waktu dan perjalanan yang baik. Tidak perlu terburu-buru saat mudik, sehinga bisa memperkecil risiko.

Selain itu, perhatikan juga kondisi mobil seperti oli, ban, kelistrikan maupun semua cairan.Tapi yang paling penting adalah semua piranti gerak seperti ban dan rem, yang akan dipaksa bekerja keras karena beban yang berat.

''Pokoknya semua piranti gerak. Kalau kecepatan nggak perlu dikejar, karena tidak ada menang tidak ada kalah, tapi tanggung jawab moral berlipat ganda. Tidak ada penghargaan yang lebih baik dibanding selamat,'' ujar dia.

Tujuh ruas tol baru yang akan digunakan baik normal maupun fungsional adalah ruas Tol Solo-Ngawi Seksi Kartosuro-Simpang Susun (SS) Sragen sepanjang 36 kilometer (km), Tol Bogor Ring Road Seksi 2B Kedung Badak-Simpang Yasmin (2 km), dan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) Seksi 1 SS Tanjung Morawa-SS Parbarakan (10,75 km).

Selain itu juga ada Tol Gempol-Pasuruan Seksi 2 SS Rembang-SS Pasuruan (6,6 km), Akses Dryport Cikarang Tol Jakarta-Cikampek (3,5 km), Tol Pejagan-Pemalang Seksi SS Brebes Timur-Sewaka (37 km), dan Tol Pemalang-Batang Seksi Sewaka-SS Pemalang (5,2 km). 

Terpopuler