Arus Penumpang di Pelabuhan Baubau Mulai Melonjak

Red: Yudha Manggala P Putra

Rabu 30 May 2018 23:07 WIB

Sejumlah penumpang menunggu keberangkatan kapal Pelni KM Kerinci di Pelabuhan Murmum Baubau. Sabtu (17/9). Foto: Antara/Zabur Karuru Sejumlah penumpang menunggu keberangkatan kapal Pelni KM Kerinci di Pelabuhan Murmum Baubau. Sabtu (17/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BAUBAU -- Arus penumpang di Pelabuhan Murhum Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, mulai melonjak pada H-16 Lebaran 2018. Lonjakan terlihat pada arus penumpang yang tiba di pelabuhan itu, mayoritas berasal dari Pulau Jawa. 

"Lonjakan penumpang terjadi terutama penumpang yang tiba. Kalau yang berangkat masih dalam kondisi normal," ujar Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas 1 Baubau, Subagiyo, Rabu (30/5). 

Menurut dia, data jumlah penumpang tiba sejak dua hari terakhir (28-29 Mei 2018) dengan menggunakan kapal Pelni sudah mencapai 1.000 orang lebih.

Sedangkan,penumpang yang bepergian atau keluar dari Baubau masih dibawah 'load faktor' maksimum.

"Dua hari tanggal merah itu dimungkinkan ada sedikit animo masyarakat yang mudik. Data yang masuk ke saya kemarin kapal Pelni menurunkan penumpang sudah di atas 1.000 penumpang. Sedangkan data hari ini belum masuk ke saya," katanya.

Subagiyo juga mengatakan, bila melihat prediksi secara nasional lonjakan penumpang arus mudik ada tiga tahap, yakni H-6, H-3, dan H-2 Lebaran. Hal itu, karena bertepatan dengan hari libur dan cuti bersama.

Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang di pelabuhan itu, kata dia, pihaknya bersama instansi terkait lainnya sudah mendirikan posko angkutan Lebaran sebagai upaya mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Sebenarnya kalau di dalam areal kerja pelabuhan masih memenuhi. Cuma kalau saya lihat begitu keluar dari parkiran pelabuhan terjadi kemacetan kendaraan," ujarnya.

Maka itu, kata dia, saat rapat pembentukan posko angkutan Lebaran pihaknya telah menyampaikan kepada Dishub Provinsi Sultra dan Polres Baubau untuk membantu mengatur di sisi luar pelabuhan, karena pihaknya tidak punya wewenang di luar lingkungan pelabuhan.

"Kita mengimbau penumpang agar tidak percaya terhadap oknum-oknum baik oknum aparat maupun bukan. Misalnya ada yang jual tempat tidur di atas kapal bukan petugas dari Pelni maupun KUPP," ujarnya.

Terpopuler