REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pasar Limbangan dan Pasar Lewo di Kabupaten Garut, Jawa Barat, diprediksi menjadi titik rawan kemacetan di jalur lintas selatan Jawa Barat. Jalan negara itu akan menjadi andalan utama pemudik tujuan Tasikmalaya, Ciamis, dan daerah lain di Jawa Tengah. Kendati demikian, aparat kepolisian telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan.
"Trouble spot itu ada di Pasar Limbangan dan Pasar Lewo. Penyebabnya, salah satunya karena banyak orang yang menyeberang," kata Kepala Unit Kecelakaan Satlantas Polres Garut Ipda Hilman Nugraha kepada Republika.co.id, Senin (28/5).
Hilman mengatakan, kepolisian telah menyiapkan pembatas agar proses penyeberangan masyarakat bisa lebih tertib dan tidak menghambat arus kendaraan pemudik. Selain itu, kata Hilman, akan ada larangan beroperasi untuk delman mulai H-4 hingga H+3 Idul Fitri 2018. Delman diberikan kompensasi untuk tetap bisa beroperasi di wilayah Leles dan Kadungora.
Delman
"Selain penyeberangan juga di pasar itu ada delman. Nah, ini kita atur juga agar tidak menghambat pemudik," kata Hilman.
Kebijakan tersebut serupa dengan antisipasi yang dilaksanakan pada 2017. Ia mengaku, tahun lalu perjalanan mudik via jalur selatan Jabar relatif lancar.
Meski begitu, ia tetap mengantisipasi pemudik yang tahun ini diperkirakan tidak memilih jalur tol Cikopo-Palimanan (Cipali) atau jalur Pantura. Menurutnya, peristiwa "Brexit" pada 2016 yang sampai menelan korban jiwa membuat sejumlah pemudik akan kembali memilih jalur selatan.
Dalam Operasi Ketupat Lodaya 2018, Polres Garut menyiapkan sekitar 500 personel untuk membantu kelancaran arus mudik. Untuk jalur utama yakni Limbangan hingga Malangbong, telah disiapkan dua pos pengamanan dan 15 pos pengatur lalu lintas.
Pos pengamanan mudik juga difungsikan sebagai area berisitrahat dengan sejumlah fasilitas seperti toilet, mushala, tempat bermain anak, tempat pijat, dan bengkel.