3 Hal yang Menyebabkan Amal Jadi Sia-sia

Red: Irwan Kelana

Ahad 27 May 2018 10:15 WIB

Dr KH Hasan Basri Tanjung (berbaju biru dan bersorban), bersama alumni SMP 85 Jakarta angkatan 85, dan anak-anak yatim binaan Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) Depok. Foto: Irwan Kelana/Republika Dr KH Hasan Basri Tanjung (berbaju biru dan bersorban), bersama alumni SMP 85 Jakarta angkatan 85, dan anak-anak yatim binaan Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) Depok.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Ada tiga hal yang menyebabkan amal seseorang menjadi sia-sia. “Ada manusia yg beramal di dunia ini tapi hasilnya tidak ada atau rusak. Buya Hamka menyebutnya seperti perut kembung yg berisi angin jika keluar baunya busuk,” kata Dr KH Hasan Basri Tanjung MA saat mengisi tausiyah acara buka bersama (bukber) alumni SMP 85 Jakarta angkatan 85 di Cinere, Depok, Jawa Barat, Sabtu (26/5).

Dalam kesempatan tersebut, dosen Institut  Ummul Quro Al Islami (IUQI), Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat itu mengupas makna Surat Al-Kahfi (18) ayat 103-106.

“Yang pertama, ‘ujub terhadap diri sendiri. Kagum atas pencapaian ibadah ritual dan sosial shg cenderung meremehkan org lain,” kata pengasuh Sekolah Dinamika Umat, Telaga Kahuripan, Parung, Bogor, Jawa Barat.

photo
Dr KH Hasan Basri Tanjung mengupas tiga hal yang menyebabkan amal jadi sia-sia.

Kedua, kata Ustaz Tanjung, menyebut-nyebut  kebaikan yang dilakukan di masa lalu. “Termasuk, jika bersedekah menyakiti hati orang yang menerimanya, seperti dinyatakan Allah dalam Surat Al-Baqarah (2) ayat 262-264,” tuturnya.

Ketiga, riya dan sum'ah. Beramal hanya karena kepentingan duniawi atau pribadi. Ingin dipuji dan dihormati sebagai orang baik, bukan karena mengharap ridha Allah SWT.

“Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam Surat  Al-Insan (76) ayat 8-9. Juga, merasa lebih taat dan suci dari orang lain, sebagaimana ditegaskan Allah dalam Surat An-Najm (53) ayat 32,” ujarnya.

Semua itu, kata Ustaz Tanjung,  adalah tipu daya setan untuk menjeumuskan manusia ke dalam neraka kelak. Itulah manusia paling rugi amal perbuatannya. Menduga banyak dan baik amalannya ternyata tak bernilai apa apa di hadapan Allah. Puasa mendidik kita ikhlas beramal semata karena dan untuk  Allah,” papar Dr KH Hasan Basri Tanjung.

Terpopuler