REPUBLIKA.CO.ID, LUWU – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) aktif membina ekonomi masyarakat. Salah satu di antaranya peternakan itik, bekerja samadengan
Zakat Community Development (ZCD).
ZCD menyelenggarakan program Baznas budidaya itik petelur 900 ekor di Dusun Tanete Sarang Allo, Desa Seppong, Kecamatan Belopa Utara, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan. Potensi daerah tersebut mendukung untuk aktivitas pertanian dan peternakan. Salah satunya budidaya itik petelur yang sangat potensial dilakukan di daerah tersebut.
“Para dhuafa sebanyak 40 KK yang berprofesi sebagai buruh tani/sawah kita coba berdayakan dengan dilatih dan diberi bantuan modal berupa peternakan itik petelur. Kegiatan peternakan itik petelur dilakukan dengan sistem berkelompok dan didampingi oleh sahabat zcd (pendamping program),” kata Kepala Divisi Pendayagunaan Baznas, Randi Swandaru melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (23/5).
Randi menambahkan, program ini dimulai dengan pengajuan daerah miskin oleh Baznas Provinsi / Kabupaten / Kota kepada Baznas Pusat. Setelah disetujui maka dilakukan penilaian kelayakan tempat/desa, penerima manfaat, penentuan program yang dilakukan oleh Baznas Pusat.
Kepala Program Zakat Community Development (ZCD) Baznas Anang Fahmi mengungkapkan, kegiatan ini dimulai pada bulan Januari 2018 dan hingga saat ini masih berjalan.
“Penerima manfaat dibagi menjadi empat kelompok. Pembuatan kandang dilakukan dengan gotong royong oleh warga Dusun Tanete Sarang Allo,” ujarnya.
Salah seorang peternak itik binaan Baznas dan Zakat Community Development (ZCD).
Lalu pada bulan Februari 2018 dilakukan pelatihan beternak itik petelur mulai dari pembuatan pakan hingga penanganan saat panen telur oleh tenaga ahli bidang peternakan kepada para penerima manfaat. “Setelah itu, pemberian itik petelur pada bulan Februari hingga bisa menuai panen telur pada bulan Mei ini,” kata Anang.
Ia menambahkan, pengaturan jadwal pemberian pakan harian dan lainnya dilakukan dengan musyawarah kelompok oleh masing – masing kelompok. Pendampingan kelompok dilakukan secara berkala oleh tenaga ahli peternakan dan sahabat ZCD.
Pengontrolan ternak oleh tenaga ahli dilakukan rutin setiap bulan untuk memastikan kesehatan itik petelur, kelayakan kandang hingga proses penanganan oleh peternak penerima manfaat.
Setelah tiga bulan pemeliharaan, ternak itik mulai menghasilkan telur pada bulan Mei. “Saat ini para penerima manfaat sudah mulai merasakan hasil dari program pemberdayaan masyarakat dengan menjual hasil panen. Sebagian hasil panen telur dijual langsung ke pasar dan sebagian lagi diolah menjadi telur asin dan kue,” papar Anang Fahmi.