Proposal Ramadhan Ala Direktur BSI

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agung Sasongko

Sabtu 26 May 2018 17:09 WIB

Direktur Bina Sarana Informatika (BSI) Naba Aji Notoseputro. Foto: Dok BSI Direktur Bina Sarana Informatika (BSI) Naba Aji Notoseputro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dalam momen Ramadhan, Direktur Bina Sarana Informatika (BSI), Naba Aji memiliki kebisaan unik yang sekiranya menarik dilakukan untuk memaksimalkan ibadah di bulan suci, yaitu proposal Ramadhan. Proposal Ramadhan, kata Naba merupakan daftar kegiatan agar ibadah dapat lebih terencana dan terorganisir. 

Salah satu amalan andalan Naba adalah beramal. Menurut dia, jika pada bulan lain beramal dapat dilakukan seikhlasnya, maka saat Ramadhan sebaiknya tentukan target dalam beramal, baik berupa barang, uang, bahkan perbuatan. 

Cara untuk berbagi yang dilakukan Naba juga cukup unik, yaitu bersedekah satu Alquran dan sajadah setiap hari. Sedekah ini, dia lakukan dimanapun dan kapanpun, sehingga saat bepergian, Alquran dan sajadah merupakan barang wajib yang selalu dia bawa untuk bekalnya bersedekah. 

“Ini dilakukan agar momen ramadhan dapat dimaksimalkan sebaik mungkin, karena ramadhan adalah bulan istimewa dan harus dipenuhi dengan ibadah yang istimewa pula, “ujar Naba. 

Meski bernama proposal Ramadhan, namun ternyata Naba juga terus melakoninya meski bukan pada bulan Ramadhan. Ibadah seperti sholat tahajud, sholat dhuha, sholat rawatib, tadarus Alquran, sholat shubuh berjamaah di masjid, bersedekah dan pembiasaan berbuat baik setiap hari, dapat dikatakan sebagai ibadah harian, dan sudah menjadi rutinitasnya. 

Dalam proposal ini, dia memiliki tiga penanda unik untuk mengukur tercapai atau tidaknya target proposal ibadah, yakni lambang plus, bintang dan minus. Tanda plus digunakan jika target terpenuhi, sedangkan amalan yang ditandai bintang berarti amalan tersebut dikerjakan namun tidak mencapai target, dan tanda minus jika amalan tersebut tidak berhasil dikerjakan.  

“Proposal ibadah ini semata-mata untuk menjaga konsistensi beribadah dan sebagai alat ukur kestabilan saya dalam beribadah, ujar Naba.

Rasulullah juga bersabda, barang siapa yang mampu berbuat lebih baik dari kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Begitu pula sebaliknya, barang siapa yang lebih buruk dari sebelumnya maka dia termasuk orang yang merugi, tambah dia.