REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Rabithah Alawiyah, Habib Zen bin Smith mengatakan, dalam sebuah hadis qudsi dikatakan bahwa bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.
Menurut dia, saat berbuka puasa itu menjadi bahagia karena anggota keluarga bisa berkumpul bersama, sehingga tercipta lah keakraban selama Ramadhan. "Pada saat menunggu buka puasa itu, biasanya terjadi keakraban dalam keluarga yang selama ini mungkin tercerai berai," ujar Habib Zein saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (25/5).
Habib Zein mengatakan, mempererat hubungan keluarga tersebut merupakan hikmah daripada Ramadhan. Namun, selain bisa berbuka puasa bersama, menurut dia, anggota keluarga juga bisa melakukan sahur bersama serta shalat berjamaah.
"Ini bagian dari hikmah puasa di dalam Ramadhan untuk mempererat kekaraban keluarga," ucapnya.
Menurut Habib Zein, bagi para oran tua, Ramadhan ini juga bisa dijadikan momentum untuk mendidik anak-anaknya agar disiplin serta peka terhadap sosial. Saat berkumpul, setiap anggota keluarga juga bisa saling memaafkan.
"Jika terjadi ketidakcocokan atau kekhilafan bisa langsung saling memaafkan. Walaupun antar keluarga sering terjadi ketidakcocokan. Pada saat Ramadhan kita hilangkan itu semua," katanya.
Habib Zein berharap kebiasaan berkumpul dengan keluarga di bulan Ramadhan ini juga bisa diterapkan di bulan-bulan lainnya. Karena, setiap keluarga pasti ingin harmonis dan keharmonisan itu bisa muncul ketika sering berkumpul.
"Itu merupakan pelajaran yang penting. Sehinga itu bukan hanya dilakukan di bulan Ramadhan tapi juga setelah Ramadhan dipertahankan," jelasnya.