Chawak Bazar Iftar, Bazar Ramadhan Berusia Satu Abad

Rep: mgrol15/ Red: Andi Nur Aminah

Jumat 25 May 2018 20:00 WIB

Suasana di Chawak Bazar Iftar, Bangladesh Foto: Arabnews Suasana di Chawak Bazar Iftar, Bangladesh

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Chawak Bazar Iftar, adalah pasar di kota tua Dhaka yang memiliki sejarah lebih dari 100 tahun. Banyak hal di daerah itu yang telah berubah seiring dengan berjalannya waktu. "Tetapi Chawak Bazar Iftar tetap tidak berubah,” kata sejarawan India, Muntasir Mamun, seorang profesor di Universitas Dhaka.

Chawak Bazar menjadi pusat kota Dhaka selama rezim Mughal pada awal abad ke-16. "Bazar Ramadhan, merupakan kelanjutan dari pasar ritel yang dibentuk sejak saat itu," kata Muntasir kepada Arab News.

Selama Ramadhan, orang-orang dari seluruh Dhaka berbelanja di sana untuk menambah menu buka puasa mereka. Di Chawak Bazar, pedagang di toko-toko menawarkan berbagai macam makanan untuk berbuka puasa. Termasuk boro baper polai khai, shahi jilapi, shahi paratha, daging sapi, ayam, daging kambing, merpati, burung puyuh panggang, roti gulung, keema paratha, doi bora, dan borhani.

Berbagai jenis kebab yang indah, menarik para pecinta makanan dari kejauhan. Ini mengingatkan mereka akan keberadaan Mughal melalui berbagai menu makanan.

Boro baper polai khai adalah menu berbuka puasa yang paling populer di kalangan penduduk setempat. Orang-orang dari kota tua Dhaka tidak bisa menyelesaikan buka puasanya tanpa menikmati hidangan tersebut. Boro baper polai khai adalah makanan eksklusif yang terbuat dari daging ayam, daging cincang, kentang, otak, chira, telur, rempah-rempah dan ghee.

“Ini makanan tradisional kota tua Dhaka. Saya dulu melihat kakek saya menikmati boro baper polai khai, ” kata Joinal Molla, yang telah tinggal di daerah Lalbag di kota tua Dhaka selama bertahun-tahun. "Kami senang memperlakukan tamu istimewa kami dengan hidangan ini," kata Joinal.

Abdullah Alamin, 48, seorang penduduk kota tua Dhaka mengaku hal ini seperti sebuah festival. "Selama Ramadhan, teman-teman saya berkumpul di rumah saya dan melaksanakan ‘Dhakaia Iftar’ bersama-sama,” kata Abdullah.

Walaupun banyak yang telah berubah di Dhaka, namun hidangan lezat ini tetap sama di kota tua berusia 400 tahun yang didirikan oleh dinasti Mughal itu. Sebagian besar dari 200 vendor di pasar ini adalah pebisnis dari generasi kedua atau ketiga.

“Putraku yang berumur 11 tahun sangat menyukai shami kebab di Chawak Bazar. Hari ini dia mengundang beberapa temannya ke rumah kami, sehingga saya harus berbelanja ke pasar iftar ini,” kata Shamsuddin Ahmed, penduduk Uttara, Dhaka baru. "Makanan berbuka puasa tradisional di sini telah menjadi bagian dari budaya buka puasa kami," kata Shamsuddin menambahkan.

Terpopuler