REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kebutuhan uang tunai masyarakat Provinsi Bali menjelang Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriyah dan cuti bersama meningkat 10,37 persen dibanding tahun sebelumnya. Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Bali, Azka Subhan A mengatakan kebutuhannya diperkirakan mencapai Rp 3,62 triliun, meningkat dibanding Rp 3,28 triliun tahun lalu.
"Jumlah tersebut terdiri dari uang pecahan besar Rp 3,48 triliun dan uang pecahan kecil Rp 148 miliar," kata Azka di Denpasar, Jumat (25/5).
Kenaikan jumlah tersebut dipengaruhi banyak faktor, antara lain bulan Ramadhan, libur Lebaran, dan juga bertepatan dengan Hari Raya Galungan dan Kuningan. Azka menilai pembayaran gaji dan tunjangan hari raya (THR) bagi pegawai negeri, TNI, dan Polri, ditambah jumlah hari libur lebih banyak juga mendorong kenaikan ini.
KPwBI Bali sudah menyiapkan uang kartal mencapai Rp 6,04 triliun untuk melayani masyarakat yang akan menukarkan uang. Kegiatan pemenuhan uang pecahan kecil ini akan dilayani melalui layanan kas keliling bersama perbankan, seperti BRI, BNI, Bank Mandiri, Bank Permata, Maybank, CIMB Niaga, BJB, BPD Bali, dan Bank Muamalat.
Tanggal pelaksanaannya adalah 28 Mei, 31 Mei, dan 4 Juni 2018 di Central Parkir Kuta, serta 5-8 Juni 2018 di Lapangan Puputan Badung, di depan Museum Bajra Sandhi Renon. Layanan kas luar kantor juga dilakukan melalui penukaran oleh 52 bank umum pada 28 Mei hingga 8 Juni 2018. Bentunya bisa card to cash, book to cash, atau penukaran langsung. Jumlah loket perbankan yang tersedia mencapai 197 titik di sembilan kabupaten kota di Bali.
"Dari sisi jumlah loket juga meningkat 6,59 persen dibandingkan 184 loket tahun lalu," ujar Azka.
Pertimbangan pemerataan ditekankan, sehingga masyarakat maksimal hanya bisa melakukan penukaran uang dengan nominal Rp 4,4 juta per orang. Pecahan yang bisa ditukarkan adalah pecahan Rp 20 ribu, Rp 10 ribu, lima ribu rupiah, dan dua ribu rupiah.
Di Sumatra Barat (Sumbar), Bank Indonesia Perwakilan Sumbar (BI Sumbar) menyiapkan ketersediaan uang berbagai pecahan sebanyak Rp 3,8 triliun selama Bulan Puasa hingga Lebaran 1439 H. Angka ini naik 11 persen dibandingkan ketersediaan pada periode Puasa-Lebaran tahun lalu sebesar Rp 3,4 triliun.
Kepala BI Sumbar Endy Dwi Tjahjono menyebutkan, kenaikan ketersediaan uang oleh BI pada periode Puasa-Lebaran tahun ini disebabkan ekonomi Sumbar yang terus tumbuh, pendapatan masyarakat yang membaik, dan jumlah penduduk yang juga bertambah. Apalagi Sumbar menjadi salah satu tujuan mudik utama bagi warga Ibu Kota Jakarta.
"Kebutuhan uang rupiah meningkat dengan tradisi pulang basamo dan manambang. Ketersediaan kami sudah lebih dari cukup. Nominal dari Rp 100 ribu sampai Rp 2 ribu dan termasuk yang logam, semua sudah kami siapkan cukup," jelas Endy.
BI juga membuka pelayanan penukaran uang bagi masyarakat selama Bulan Puasa untuk menyambut Lebaran. Salah satu lokasi yang bisa didatangi warga yang ingin menukarkan uang pecahan kecil, adalah Kantor BI Sumbar di Jalan Jenderal Sudirman Kota Padang pada 21 Mei - 7 Juni 2018, setiap Senin-Kamis pukul 09.00 pagi hingga 11.30 siang. Masyarakat juga bisa menukarkan uangnya di bank-bank baik swasta atau pelat merah yang bekerja sama dengan BI.
"Kalau di BI, hanya menerima penukaran pecahan kecil ya. Jadi kami tidak menerima sementara untuk penukaran uang lusuh, uang cacat, atau rusak. Itu setelah lebaran saja. Kami sekarang fokus ke penurakan uang," kata Endy.