REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Presiden H M Jusuf Kalla menegaskan pentingnya ulama dan umaro bekerja sama. “Ulama dan umaro harus bekerja sama. Bila keduanya tidak baik maka akan rusaklah masyarakat kita. Apabiila keduanya baik, maka masyarakat akan makmur,” kata Wapres saat memberikan ceramah Tarawih di Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/5).
Wapres menambahkan, apabila antara ulama dan umaro baik, maka kehidupan bermasyarakat Indonesia akan menjadi baik. “Umaro yang mencakup presiden, wakil presiden, gubenur, bupati dan lain-lain, harus menjadi pemimpin yang baik, pemimpin yang adil dan amanah. Dalam iklim demokrasi seperti saat ini, mereka dipilih oleh rakyat yang artinya mereka dapat dipercaya dan harus berbuat adil agar bangsa menjadi maju,” ujarnya dalam rilis MASK yang diterima Republika.co.id, Kamis (24/5).
Jamaah shalat Tarawih memenuhi Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Jakarta, Kamis (24/5).
JK mengemukakan, ulama sebagai orang yang berilmu adalah pewaris para nabi sebagai penunjuk jalan agama yang mengajarkan berbuat kebaikan. Menurutnya, dengan berkembangnya dunia saat ini, maka urusan pemerintahan terbagi antara ulama sebagai pemimpin umat dan umaro sebagi pemimpin negara atau pemimpin penerintahan.
“Kita melihat negara-negara di belahan dunia lain seperti Afghanistan, Iraq, Suriah, dan Libya. Mereka berperang setiap hari. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut pada akhirnya perlu meminta ulama sebagai pemberi solusi. Beberapa saat yang lalu di Istana Bogor bertemu ulama kita, pemerintah dan perwakilan ulama Timur Tengah, Afghanistan dan lain-lin sebagai upaya mencari solusi jalan keluar untuk konflik yang berkepanjangan di negara-negara tersebut,” paparnya.
Wapres pun menegaskan pembagian peran dan tanggung jawab antara ulama dan umaro. “Saat kita tertimpa musibah, senang dan susah, kita selalu bertanya kepada ulama. Apabila ada kekurangan beras, harga-harga naik, pembangunan insfrakstuktur maka di sanalah peran umaro berada,” tuturnya.
Wapres Jusuf Kalla diwawancara wartawan seusai melaksanakan shalat Tarawih di Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Jakarta, Kamis (24/5).
JK menyebutkan, ulama dalam kehidupan sehari-hari di Aceh disebut abu; di Minang disebut buya, di Sunda disebut ajengan; di Jawa timur disebut kiyai dan di Sulawesi Selatan disebut anateg burugta.
Umaro terkadang dalam menjalan tugasnya pun bertanya kepada ulama, seperti beberapa saat yang lalu terjadi teror di berbagai daerah. Para pemimpin daerah itu antara lain meminta petunjuk.
“Sebagai pemimpin, kita harus berbuat adil, bijaksana dan amanah dalam mengelola negeri ini. Semoga di bulan Ramadhan ini, kita semua ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT untuk kebaikan negeri yang kita cintai ini,” papar Wapres Jusuf Kalla.