REPUBLIKA.CO.ID, MANGALURU -- Ramadhan tidak hanya bulan penuh berkah, tetapi juga dapat menjadi terapi untuk meninggalkan sederet hal buruk. Termasuk, kesempatan emas untuk menghentikan kebiasaan merokok.
Menahan hawa nafsu selama lebih dari 12 jam merupakan terapi tepat untuk melepaskan diri dari ketagihan merokok. Hal tersebut disampaikan oleh ilmuwan dari India, Dr Javed Jamil. "Ramadhan seharusnya menjadi waktu terbaik untuk melepaskan segala bentuk kecanduan, termasuk merokok dan hal-hal buruk lain," ujar Kepala Pusat Studi dan Penelitian Islam di Universitas Yenepoya, Mangaluru, itu.
Dia menyayangkan bahwa sebagian orang berpendapat bahwa merokok bukan hal membahayakan seperti alkohol dan obat-obatan terlarang. Dia mengatakan, merokok justru ancaman besar bagi dunia.
Penulis artikel Why Cigarette Smoking Should Be Declared Haram itu mengutip data statistik global. Ada sekitar 1,3 miliar perokok di dunia, yang tentunya menyebabkan lebih banyak orang lain menjadi perokok pasif.
Pada tahun 2000, gabungan wabah penyakit, tembakau, alkohol, dan obat-obatan terlarang menyumbang 12,4 persen dari total kematian di seluruh dunia. Studi WHO pun memperkirakan lebih dari enam juta orang tewas akibat rokok per tahun.
Sejumlah peringatan sudah menyuarakan bahwa merokok memicu sejumlah gangguan kesehatan, hingga yang mengancam nyawa. Jamil sekali lagi mengimbau perokok untuk meninjau ulang bahaya merokok bagi diri dan sekeliling. "Tidak merokok selama waktu berpuasa bisa membiasakan diri dan membantu melepaskan kebiasaan itu selamanya," ujar Jamil, dikutip dari laman The Milli Gazette Online.