REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sejumlah studi telah mengungkap bahwa berpuasa memberikan banyak manfaat kesehatan. Selain itu, puasa yang memiliki inti pengendalian diri juga dapat membantu seseorang mencapai kesehatan jiwa yang optimal.
"Orang yang sehat jiwanya adalah orang yang mampu menguasai dan mengendalikan diri terhadap dorongan-dorongan yang datang dari dalam maupun luar dirinya," ujar Lahargo Kembaren, psikiater di RS Jiwa Dr H Marzoeki Mahdi, Bogor.
Dia mengutip ahli kesehatan AS Allan Cott yang mendaftar sederet manfaat berpuasa. Beberapa di antaranya adalah mengendorkan ketegangan jiwa, menajamkan fungsi indrawi, dan lebih mampu mengendalikan diri.
Menurut Lahargo, puasa juga merupakan sarana untuk detoksifikasi jiwa. Sebab, dengan menahan diri selama berpuasa, 'racun' yang selama ini ada dalam jiwa bisa dinetralkan atau bertransformasi menjadi hal baik.
Semua itu dimungkinkan oleh sederet perilaku yang 'diharuskan' selama berpuasa. Misalnya, seseorang harus menahan diri untuk tidak marah, tidak merokok, tidak melakukan perilaku pornografi, dan sederet kebiasaan baik lain.
Sementara, perilaku-perilaku tersebut memberikan dampak negatif bagi kesehatan fisik dan jiwa. Dengan sendirinya, puasa menjadi momentum untuk melakukan perubahan perilaku yang mendasar dan terus menerus. "Mengubah perilaku negatif menjadi positif membuat kesehatan fisik dan jiwa dapat lebih meningkat," kata pria yang menamatkan studi Spesialis Kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.