Cerita Ramadhan Buruh Migran Indonesia di Hong Kong

Red: Agung Sasongko

Rabu 23 May 2018 11:29 WIB

Buruh Migran Indonesia. Foto: Dok Pribadi Buruh Migran Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: H. Khumaini Rosadi, SQ, M.Pd.I*

 

Pada Selasa (22/5), merupakan hari libur di Hong Kong. Tempat wisata penuh sesak. Bagi Buruh Migran Indonesia (BMI), liburan kali ini dimanfaatkan untuk ngabuburit. Salah satu lokasi favorit BMI adalah Wanchai. Ada apa di wanchai?

Di sana, ada menu takjil gratis yang disediakan oleh Jamaah dan pengurus Masjid Ammar - Kowloon. Sementara sebagian BMI lainnya, ada yang menggunakan space-space kosong untuk mengadakan pengajian, seperti di halaman parkir, di bawah-bawah tangga, di taman-taman, dan lain-lain.

"Ada sekitar 170 ribu Buruh migran Indonesia di Hongkong,"ungkap Muhammad Ilham – General Manajer Dompet Dhuafa cabang Hongkong. Jumlah yang begitu besar ini, tentunya menimbulkan bermacam-macam masalah dan cerita.

photo
Suasana musim panas di Hong Kong

Banyak cerita mereka dalam menjalankan puasa Ramadhan ini. Berbeda-beda.  Salah satunya, cerita Rusmini, BMI asal malang yang sudah delapan tahun bekerja di Hong Kong. “Bersyukur menjadi BMI, karena di sini lah saya bisa belajar dan menambah ilmu agama,” kata dia.

Banyak lagi cerita yang sangat menarik untuk disimak dan menjadi pelajaran. Ada  yang majikannya khawatir kalau berpuasa akan sakit. Ada yang majikannya bahkan sampai khawatir meninggal jika asisten rumah tangganya berpuasa. Pada dasarnya, kekhawatiran itu adalah bentuk perhatian dan sayang dari majikan.

Ada juga yang memberikan kebebasan pulang larut malam untuk tarawih bersama. Lalu ada yang minta bukti foto kegiatan atau yang penting jam 23.00 sudah pulang. Ada juga majikan yang memasrahkan anaknya mau dibawa ke pengajian tidak apa-apa. Karena melihat anaknya semakin berakhlak baik setelah ikut pengajian, sampai anaknya hafal Al-Fatihah dan doa-doa yaumiyah. Senang sekali melihatnya. Tapi  ada juga cerita pahit, yang baru berapa bulan, akhirnya mereka tidak betah, dan akhirnya pindah majikan bahkan kabur dari majikan.

photo
Infografis Ramadhan

Di sinilah dibutuhkan pencerahan untuk buruh migran dari para Ustaz dan Ustazah. Pencerahan yang membuat mereka semangat dan tabah dalam bekerja dan beribadah. Ustaz yang mengarahkan dan membimbing agar mereka istiqomah dan tetap menjalankan kewajiban dengan baik.

* Corps Dai Ambassador Dompet Dhuafa (CORDOFA), Tim Inti Dai Internasional dan Multimedia (TIDIM) LDNU,

Terpopuler