REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Bertepatan dengan datangnya bulan Suci Ramadhan, Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Studium Generale Mata Kuliah Dasar Umum Pendidikan Agama Islam (PAI) yang bertajuk “Ramadhan Juara, Prestasiku Mendunia”. Kegiatan ini digelar di Graha Widya Wisuda Kampus IPB Dramaga, Sabtu (19/5) dan diikuti lebih dari 1.000 mahasiswa.
“Alhamdulillah Studium Generale ini terlaksana pada saat bulan suci Ramadhan. Pada momentum bulan puasa ini kita mengajak semua untuk menjadi pribadi yang sukses dan bertakwa. Insya Allah semua mahasiswa di sini dapat memanfaatkan materi yang diberikan sebagai bekal untuk menjadi orang sukses di bulan Ramadhan,” jelas Drs Romly MAg selaku Koordinator Mata Kuliah Dasar Umum PAI IPB dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (22/5).
Rangkaian kegiatan sudah dimulai sejak bulan April yang diawali perlombaan untuk seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah PAI di semester ini. Lomba tersebut diantaranya lomba nasyid, kaligrafi, vidgram Islami, cipta puisi, cerita inspiratif, dan poster Islami. Dalam acara studium generale ini juga diberikan penghargaan pada pemenang di masing-masing cabang lomba.
Studium Generale menghadirkan narasumber Prof Didin Hafidhuddin. Pakar ekonomi syariah itu menyampaikan materi tentang momentum kebangkitan peradaban Islam. “Ramadhan adalah bulan prestasi bagi individu maupun kelompok. Banyak tokoh besar yang menjadikan bulan Ramadhan sebagai pencapaian prestasi besar. Contohnya Buya Hamka dan Imam Nawawi Al-Badri yang menyelesaikan karya besarnya pada bulan Ramadhan,” ujarnya.
Prof Dr KH Didin Hafidhuddin memberikan Studium Generale Pendidikan Agama Islam.
Prof Didin menambahkan, “Kita harus memasang mindset bahwa Ramadhan adalah bulan prestasi, bukan bulan tidur. Kita harus mengubah kebiasan kita untuk lebih banyak berinteraksi dengan Alquran serta buku-buku lain yang mendukung. Karena membangun bangsa dan negara ini adalah tugas kita yang diawali dengan prestasi-prestasi.”
Pada sesi selanjutnya adalah talkshow bersama dua tokoh yang berprestasi dengan Alquran, yaitu Rifdah Farnidah (Juara 1 MHQ international) dan Luqni Maulana Hidayat (Ketua LPQ Al-Hurriyyah). Dalam seminar tersebut, setiap pembicara menyampaikan tips dan trik berinteraksi dan berprestasi dengan Al-Qur’an.
“Motivasi saya menghafal adalah untuk membahagiakan kedua orangtua saya. Untuk mencapai tahap berprestasi seperti ini, kita harus mampu mengenal diri kita sendiri, tidak perlu menjadi orang lain untuk berhasil karena 99 persen keberhasilan ditentukan oleh kemauan, kerja keras, dan usaha yang efektif serta diiringi oleh kedekatan kita kepada Allah dan doa orangtua. Syarat menghafal yang pertama adalah luruskan niat hanya untuk Allah, perbaiki bacaan Alquran, kemudian istiqomah dengan metode yang kita pilih,” jelas Rifda.
Sedangkan Luqni menyampaikan bahwa mahasiswa yang ingin mempelajari Alquran dapat mengikuti program tahsin melalui lembaga pengajaran Alquran di Masjid Al-Hurriyyah. “Orang yang belajar Alquran kemudian mengajarkannya adalah sebaik-baik manusia sesuai dalam hadis Nabi SAW. Meskipun sebagai mahasiswa punya banyak kegiatan akademik, organisasi, dan sebagainya, tetapi kita tetap harus meluangkan waktu untuk belajar dan menghafal Alquran,” kata Luqni.
Luqni menambahkan, “Butuh perjuangan dan proses untuk mencintai Alquran. Oleh karena itu kami menyediakan program pengajaran Al-qur’an bagi mahasiswa yang ingin mempelajari Alquran.”