REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Maskapai penerbangan Garuda Indonesia menyatakan akan tetap mengikuti aturan soal penentuan tarif penerbangan selama periode mudik Lebaran nanti. Pernyataan Garuda ini menjawab permintaan Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno agar perusahaan pelat merah tersebut mau menurunkan tarif batas atasnya selama arus mudik dan arus balik.
Alasannya, mahalnya tiket pesawat diyakini menjadi pemicu utama inflasi di Sumbar.
General Manager Garuda Indonesia cabang Padang Dudy Iman Setiadi mengungkapkan, pihaknya menghargai masukan dari semua pihak, termasuk keluhan tentang risiko inflasi yang disebabkan harga tiket pesawat. Meski begitu, perusahaan tetap mengacu pada aturan yang dibuat Menteri Perhubungan mengenai penentuan tarif.
"Pastinya semua sudah dipertimbangkan dan pemerintah juga akan mendengar masukan dari semua perusahaan penerbangan nasional sebelum memutuskan," jelas Dudy, Selasa (22/5).
Pada Oktober 2017 lalu, pemerintah sempat berencana untuk merevisi besaran tarif batas bawah penerbangan niaga berjadwal menjadi 40 persen dari tarif batas atas. Aturan yang masih dipakai saat ini, besaran tarif batas bawah penerbangan niaga berjadwal sebesar 30 persen dari tarif batas atas.
Berdasarkan catatan tahun lalu, tingkat inflasi Kota Padang sejak paruh pertama 2017 ternyata bergantung pada naik turunnya tarif tiket pesawat terbang. Terbukti, naiknya tarif pesawat menyumbang laju inflasi hingga 0,1 persen pada bulan Juni 2017.
Sedangkan sebulan setelahnya, saat arus balik Lebaran masih tinggi, tarif tiket pesawat menyumbang inflasi hingga 0,66 persen dengan tingkat kenaikan harga hingga 41,08 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Berlanjut pada Agustus 2017, ketika arus balik perlahan mulai surut dan harga tiket pesawat mulai turun, Kota Padang justru mengalami deflasi sebesar -0,36 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat Sukardi menjelaskan, peran penurunan tarif pesawat terhadap deflasi cukup tinggi yakni -3,49 persen.
BPS mencatat, harga rata-rata tiket pesawat jurusan Padang-Jakarta pada September 2017 di kisaran Rp 700 ribu-an. Angka ini turun dibanding harga rata-rata tiket pesawat pada Juli 2017 saat arus mudik yang masih bertengger di angka Rp 975 ribu-an.
Angka itu didapat dari seluruh maskapai. Sementara Garuda Indonesia sendiri mematok harga rata-rata lebih mahal dibanding maskapai lain.