Kiat Hotel di Lombok Jaga Okupansi Selama Ramadhan

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ani Nursalikah

Selasa 22 May 2018 00:17 WIB

Suasana salah satu hotel di Senggigi, Lombok yang lengang. (ilustrasi) Foto: REPUBLIKA/Israr Itah Suasana salah satu hotel di Senggigi, Lombok yang lengang. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Branding wisata halal atau Muslim friendly tourism merupakan identitas sektor pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya Pulau Lombok. Konsep segmentasi wisata halal ini juga menjadi atensi bagi para pelaku industri perhotelan di Lombok, baik yang sudah lama maupun yang baru beroperasi, seperti yang ada pada Core Hotel Premier.

Hotel yang berada di kawasan Pantai Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, NTB menaruh perhatian pada sejumlah aspek yang terkait dengan wisata halal. "Fasilitas yang kami sediakan, antara lain menyediakan varian makanan halal untuk pengunjung Muslim. Untuk spa perempuan dengan terapis perempuan," ujar GM Secretary Core Hotel Premier Senggigi Amalia Kusumasari kepada Republika.co.id di Lombok Barat, NTB, Senin (21/5).

Selain itu, Core Hotel juga menyediakan mushala lengkap dengan peralatan shalat hingga Alquran. Amalia menambahkan, di setiap kamar juga sudah tersedia tanda kiblat jika wisatawan hendak melaksanakan ibadah di dalam kamar.

Menyambut Ramadhan, Core Hotel menyiapkan sejumlah paket menarik. Sejumlah paket menarik dan potongan harga (diskon) menjadi salah satu jurus dari industri perhotelan di Lombok, NTB dalam menggaet pengunjung selama Ramadhan.

Amalia mengatakan selama Ramadhan, Core Hotel memasang tarif kamar Rp 500 ribu untuk tipe superior, yang juga termasuk hidangan sahur dan takjil untuk dua orang. Tak hanya itu, hotel yang memiliki 92 kamar ini juga memiliki paket Bukber Ramadhan Package atau program berbuka puasa yang menggabungkan konsep antara nusantara dan timur tengah sebagai sajian utama hidangannya.

"Ada berbagai macam menu nusantara, khususnya khas Lombok seperti Sate Rembige dan ikan bakar bekele dan makanan khas timur tengah seperti nasi kebuli, samosa, roti maryam hingga kebab," katanya.

Amalia menyebutkan, beragam upaya ini dilakukan dalam menjaga tingkat okupansi kamar hotel selama Ramadhan. "Karena seperti kebanyakan hotel lainnya selama bulan Ramadhan berlangsung, okupansi lesu. Ini salah satu strategi marketing kita untuk menaikkan revenue hotel," kata dia.

Terpopuler