Puasa dalam Kesederhanaan Komunitas Muslim di Jepang

Red: Agung Sasongko

Senin 21 May 2018 14:46 WIB

Sekelompok mahasiswa dan peneliti Muslim yang sedang menimba ilmu pascasarjana di Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST) membuka stan pameran mengenai kebudayaan Islam pada ajang tahunan JAIST Festival 2016 pekan kedua Oktober ini Foto: IST Sekelompok mahasiswa dan peneliti Muslim yang sedang menimba ilmu pascasarjana di Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST) membuka stan pameran mengenai kebudayaan Islam pada ajang tahunan JAIST Festival 2016 pekan kedua Oktober ini

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mutia Ramadhan

ISHIKAWA -- Antusiasme Muslim Indonesia di Jepang dalam menjalankan ibadah puasa takkalah semangat dengan Muslim di Tanah Air. Pengalaman ini dirasakan komunitas kecil Muslim di Prefektur Ishikawa yang tergabung dalam Japan Advanced Institute ofScience and Technology (JAIST) Muslim Circle, disingkat JMC.

Walau jam puasanya lebih panjang, keluarga Muslim JMC tetap menjalankan ibadah Ramadhan dengan baik dan penuh kesederhanaan. Waktu manahan (imsak) berkisar pukul 03.00 dini hari, sementara berbuka sekitar pukul 19.00 waktu setempat.

Dian Novitasari (32 tahun) salah seorang anggota JMC mengatakan, rentang berpuasa di negeri subtropis seperti Jepang bergantung musim. Ini berbeda sekali dengan Indonesia yang beriklim tropis.

Ibu dua anak ini bercerita JMC beranggotakan Muslim dan Muslimah yang berafiliasi di kampus JAIST, yaitu pelajar, peneliti, serta keluarganya. Mereka berasal dari berbagai negara termasuk Indonesia, Malaysia, Jepang, Mesir, Arab Saudi,Bangladesh, Pakistan, Tunisia, Syiria, India, dan Cina. Anggota terbanyak berasal dari Bangladesh.

photo
Salah satu komunitas Muslim di Jepang, Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST) Muslim Circle, disingkat JMC mengadakan buka puasa bersama. JMC beranggotakan Muslim dan Muslimah yang berafiliasi di kampus JAIST, yaitu pelajar, peneliti, serta keluarganya. Mereka berasal dari berbagai negara termasuk Indonesia, Malaysia, Jepang, Mesir, Arab Saudi, Bangladesh, Pakistan, Tunisia, Syiria, India, dan Cina

Selama Ramadhan, JMC mengadakan buka puasa bersama setiap harinya secara sederhana menggunakan dua buah ruangan berdampingan untuk putra dan putri di dalam area kampus. Ruangan tersebut merangkap tempat ibadah yang mereka gunakan untuk shalat lima waktu setiap harinya.

"Tarawih dilakukan bersama di ruangan ini, mulai pukul 21.00 hingga 22.30," kata Dian kepada Republika.co.id, Senin (21/5).

Di Jepang, sebut Dian tidak diperbolehkan mengumandangkan azan dengan pengeras suara. Muslim mengetahui waktu jadwal shalat melalui aplikasi di ponsel pintar masing-masing.

Ramadhan mengajarkan Muslim arti kesederhanaan, sebab kata kunci puasa itu sendiriadalah menahan atau mengendalikan. Sikap sederhana dalam Islam juga tergambar dalam firman Allah, QS Al A'raf 31.

photo
Infografis Ramadhan

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan danminumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. Sederhana bisa diaplikasikan dalam keseharian berpuasa, seperti tidak menyombongkan diri, saling menghormati sesama Muslim dan antarumat beragama, serta tidak berlebihan dalam menyiapkanmenu berbuka dan sahur.

Keluarga JMC menggunakan sistem potluck untuk berbuka puasa. Masing-masing mereka membawa makanan dan minuman untuk dinikmati bersama.

photo
Salah satu komunitas Muslim di Jepang, Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST) Muslim Circle, disingkat JMC mengadakan buka puasa bersama. JMC beranggotakan Muslim dan Muslimah yang berafiliasi di kampus JAIST, yaitu pelajar, peneliti, serta keluarganya. Mereka berasal dari berbagai negara termasuk Indonesia, Malaysia, Jepang, Mesir, Arab Saudi, Bangladesh, Pakistan, Tunisia, Syiria, India, dan Cina

Hidangan yang tersedia beragam dan unik sekali. Dian mencontohkan ada yang membawa makanan yang tampak seperti bakwan atau bala-bala, namun setelah dicoba ternyata bakwan Bangladesh dengan bakwan Indonesia rasanya sungguh berbeda.

Komunitas JMC juga menjadwalkan buka puasa bersama spesial dengan mengundang teman atau kenalan. Non-Muslim boleh bergabung karena acara ini memang ditujukan untuk mengenalkan Islam kepada khalayak umum.

Sekitar 30-40 menit berkendara dari tempat Dian dan keluarganya tinggal, ada Masjid Umar Ibn Al Khattab atau dikenal sebagai Masjid Kanazawa. Jumlah Muslim di sanalebih dari 100 orang, dikenal dengan Ishikawa Muslim Society (IMS)

Ada juga Keluarga Muslim Indonesia Ishikawa (KMII) yang ikut meramaikan masjid. Dengan populasi sebanyak ini, komunitas Muslim setempat memiliki agenda cukup padat.

photo
Sekelompok mahasiswa dan peneliti Muslim yang sedang menimba ilmu pascasarjana di Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST) membuka stan pameran mengenai kebudayaan Islam pada ajang tahunan JAIST Festival 2016 pekan kedua Oktober ini

"Menjelang Ramadhan, KMII mengadakan Tarhib Ramadhan, melalui acara mabit untuk umum, sekolah Muslimah yang dikhususkan untuk perempuan, bersih-bersih masjid, lomba menghias apartemen, hingga Subuh Ceria untuk melatih Shalat Subuh berjamaah di masjid," kata Dian.

Kanazawa merupakan ibu kota Prefektur Ishikawa. Berbagai program Ramadhan digelar di Masjid Kanazawa, mulai dari iftar harian, seminar Islami, buka bersama dengan tausyiah khusus, itikaf di 10 malam terakhir, pesantren kilat belajar bahasa Arab, hingga sosialisasi zakat infak.

Terpopuler