REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Untuk pertama kalinya, drone (pesawat tak berawak) akan digunakan di Masjid Al Haram, Makkah, Arab Saudi, untuk mengelola kerumunan jamaah saat Ramadhan. Wakil Komandan Pasukan Umrah Mayor Jenderal Mohammed al-Ahmadi mengatakan, rencana pengaturan kerumunan jamaah umrah melibatkan aspek keamanan, organisasi, dan kemanusiaan.
Jamaah atau pengunjung yang memperlihatkan tanda-tanda mencurigakan tidak akan diizinkan memasuki Masjid al-Haram. Hal itu guna keselamatan jamaah sendiri. Al-Ahmadi mengatakan, jamaah atau pengunjung tidak akan diizinkan masuk ke Plaza Haram dengan barang bawaan mereka.
Selain drone dan pesawat keamanan, akan ada sekitar 2.500 kamera untuk memantau pergerakkan massa di dalam Masjid al-Haram. Rencana keamanan itu akan dilakukan oleh 2.400 polisi dan 1.300 patroli keamanan, yang akan menjelajahi area sekitar Haram.
Direktur Polisi Makkah Mayor Jenderal Fahd bin Mutlaq al-Ossaimi mengatakan, akan ada enam stasiun untuk perjalanan antar-jemput menuju dan dari Masjid al-Haram. "Polisi Makkah akan mengelompokkan jamaah dan pengunjung di Masjid al-Haram untuk memfasilitasi masuk dan keluar mereka," kata al-Ossaimi, dilansir di Saudi Gazette, Kamis (17/5).
Ia mengatakan, operasi pengelompokan itu juga akan mencakup tempat parkir di dekat area pusat dan titik masuk Haram. Dia mengatakan, enam stasiun bus antar-jemput itu di antaranya Bab Ali, Ban Ajyad, al-Ghaza, Shuab Amir, Jaroul, dan Reia Bakhsh.