Tradisi Dandhangan, Sukacita Warga Kudus Sambut Ramadhan

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ani Nursalikah

Kamis 17 May 2018 04:25 WIB

Beragam kesenian tradisional dan hasanah kebudayaan khas Kabupaten Kudus ditampilkan dalam puncak Tradisi Dandhangan, di alun alun Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Rabu (16/5). Foto: Republika/Bowo Pribadi Beragam kesenian tradisional dan hasanah kebudayaan khas Kabupaten Kudus ditampilkan dalam puncak Tradisi Dandhangan, di alun alun Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Rabu (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan suka cita. Mereka menyambut bulan penuh berkah ini dengan tradisi Dandhangan.

Tradisi ini merupakan visualisasi mengumumkan datangnya bulan suci Ramadhan, yang telah diwariskan secara turun-temurun sejak masa Sunan Kudus (Jafar Shodiq). "Tradisi Dandhangan ini sangat kental dengan masyarakat di daerahnya, yang diwariskan oleh Sunan Kudus," ungkap Bupati Kudus Musthofa, di sela acara tradisi Dandhangan yang dipusatkan di depan Pendopo Kabupaten Kudus, Rabu (16/5).

Oleh karena itu, jelasnya, tradisi ini sangat dinantikan warga Kudus. Di era sekarang ini tradisi ini dikemas dengan beragam kesenian tradisional dan beragam atraksi budaya.

photo
Beragam kesenian tradisional dan hasanah kebudayaan khas Kabupaten Kudus ditampilkan dalam puncak Tradisi Dandhangan, di alun alun Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Rabu (16/5).

Hal ini untuk menunjukkan semangat, kegembiraan serta kebahagiaan warga dalam menyambut bulan yang berlimpah berkah ini. "Sekaligus ini menjadi ekspresi warga Kudus sebagai daerah yang memiliki tradisi religi yang kuat," katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, Yuli Kasiyanto menuturkan, Dandangan bermula dari tradisi masyarakat Kudus yang menunggu pengumuman tanggal 1 Ramadhan. Satu hari sebelum Ramadhan tiba, masyarakat berkumpul di sekitar masjid Al Aqsha atau yang sekarang dikenal dengan Masjid Menara guna menunggu pengumuman dimulainya ibadah puasa sekaligus ditandai dengan pemukulan bedug.

photo
Beragam kesenian tradisional dan hasanah kebudayaan khas Kabupaten Kudus ditampilkan dalam puncak Tradisi Dandhangan, di alun alun Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Rabu (16/5).

Sebagai ulama sekaligus umaro (pemimpin), Jafar Shodiq mengumumkan awal bulan suci Ramadhan. Dandhangan diambil dari kata dhang dhang dhang, yang berasal dari suara bedug saat ditabuh.

Seiring dengan perkembangannya, tradisi ini digeser ke Alun alun, tepatnya di halaman pendopo Kabupaten Kudus. Tradisi ini juga jamak menyertakan kirab taaruf Ramadhan.

"Secara esensi tradisi tetap sama, namun karena pertimbangan tempat yang lebih memungkinkan sekarang digelar di kawasan alun- alun," jelasnya.

Kini, tradisi visualisasi Dandhangan di Kabupaten Kudus telah menjadi agenda budaya yang banyak menarik kunjungan ke Kudus. Bahkan telah dijadikan sebagai salah satu paket wisata religi. Pada puncak tradisi Dandhangan kali ini ditampilkan beragam kesenian serta kekayaan budaya Kabupaten Kudus, seperti Tari Lentog Tanjung, visualisasi kretek sebagai hasil olah budaya yang menjadi ikon industri di Kabupaten Kudus.

photo
Beragam kesenian tradisional dan hasanah kebudayaan khas Kabupaten Kudus ditampilkan dalam puncak Tradisi Dandhangan, di alun alun Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Rabu (16/5).

Terpopuler