REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, keluarkan kebijakan baru bagi pelajar SD dan SMP selama bulan puasa. Terhitung satu ramadhan atau Kamis (17/5) besok, para pelajar tersebut harus mengikuti kegiatan pendalaman agama. Sedangkan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) pada umumnya, diliburkan dulu sementara waktu.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta,Purwanto, mengatakan, selama bulan puasa pelajar tingkat SD dan SMP istilahnya mengikuti kegiatan pesantren. Mekanismenya bukan pesantren kilat. "Anak SMP, mengikuti pesantrennya sampai 22 hari. Terhitung sejak Kamis (17/5) sampai Kamis (7/6)," ujar Purwanto, kepada Republika.co.id, Rabu (16/5).
Khusus pelajar SD, lanjut Purwanto, mereka mengikuti kegiatan pesantrennya lebih pendek. Karena, mulainya terhitung Senin (28/5) sampai Kamis (7/6). Jadi, pelajar SD ini mendalami agamanya hanya 11 hari.
Pendalaman agama ini, sambungnya, bisa dilakukan di masing-masing sekolah dengan mendatangkan guru agama. Atau, para pelajar ini bisa menimba ilmu langsung ke pondok pesantren ataupun masjid di sekitar lokasi sekolah. Soal lokasi tempat anak mendalami agama ini, tergantung dari kesiapan maisng-masing sekolahnya.
Adapun jumlah pelajar yang akan mengikuti kegiatan pendalaman agama ini, lanjutnya, untuk siswa SD ada 98.878 pelajar. Untuk pelajar SMP ada 40.425 siswa.
Program ini, berlaku juga bagi pelajar yang menganut agama di luar Islam. Jadi, pelajar yang nonmuslim juga turut mengikuti pelajaran agama sesuai dengan keyakinan yang dianutnya.
"Kita juga akan menggandeng guru dari penganut agama lainnya. Supaya, anak-anak yang nonmuslim ini tetap memgikuti pelajaran pendalaman agama yang diyakininya," ujar Purwanto.
Sementara itu, Siti Maryam (11 tahun) pelajar SDN Sudirman 3 Purwakarta, mengaku, sangat senang dengan adanya pelajaran pendalaman agama selama bulan puasa ini. Sebab, kegiatan ini bisa untuk mengisi liburan sekolah.
"Saat ini, KBM sudah selesai. Jadi, kita ada kegiatan selama puasa. Mengisi liburan , sambil menunggu pembagian raport," ujarnya.
Menurut Siti, kegiatan pendalaman agama ini memang selalu ada di setiap bulan puasa. Tak hanya di sekolah, di masjid juga suka menyelenggarakan pesantren kilat. Jadi, pada bulan puasa kali ini, anak-anak mengikuti dua kegiatan pesantren. Yaitu, pesantren yang diselenggarakan sekolah dan yang di masjid di sekitar lingkungan rumah.
Infografis Ramadhan
Di Depok, MT Nurul Mubtadiin menggelar Haflah Akhirussanah di MT Nurul Mubtadiin KH. Hariruddin, Bojong Pondok Terong, Cipayung, Depok, Rabu (16/5). Acara rutin tahunan tersebut sebagai ajangpenampilan, kreasi dan kemampuan para santri selama masa pembelajaran.
"Kalau di sekolah ada istilah perpisahan, maka di pengajian majelis taklim dikenal dengan istilah Haflah Akhirussanah. Beragam penampilan para santri mulai dari seni membaca shalawat Nabi yang diiringi dengan hadrah, tahfidz Alqur'an oleh anak-anak," ujar Pengasuh MT Nurul Mubtadiin KH Hariruddin.
Menurut Nurul, penekanan dalam pengajian tersebut adalah pada penguasaan Alquran dan dalam kesempatan tersebut sedikitnya terdapat sembilan anak calon hafidz (penghafal Alquran).
Minat anak dalam membaca dan menghafal Alquran cukup antusias. Salah satunya, terdapat anak yang baru duduk di bangku kelas empat SD sudah hafal 6 juz.
"Selain Alquran, dalam keseharian juga proses belajar mengkaji kitab kuning dilakukan baik di tingkat anak, remaja dan orang dewasa. Untuk kajian Kitab Nashoihul Ibad dan Sullamuttaufiq (malam selasa), kajian Munakahat (bab nikah-red) menggunakan kitab Qurrotul Uyun, Tanwirul Qulub pada malam kamis. Selain itu, juga tentang akhlak dengan mengkaji kitab Talim Mutaalim dan kajian ilmu fiqih menggunakan kitab athul Qorib," paparnya.
Diutarakan Nurul, dalam mempelajari Alquran menggunakan metode tahfidz, tartil dan tahsin. Sehingga, diharapkan selain hafal juga bagus dan benar bacaannya. Dia menambahkan, khusus untuk tahfidz (menghafal-red) langsung ditangani seorang Hafidzhoh (hafal 30 juz-red) oleh Ustzh. Umi Mus'idah Laila Izzati dan waktunya dari selepas sholat Ashar sampai dengan Magrib.
"Kita berharap dengan adanya pengajian di MT. Nurul Mubtadiin ini turut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa khususnya dalam bidang agama. Terlebih lagi, sebagai jalan keluar bagi anak yang tidak mampu belajar di Pondok Pesantren. Karena, proses pembelajarannya hampir sama dengan di Pondok Pesantren pada umumnya," harapnya.
Dalam acara tersebut juga diisi dengan pembacaan maulid, dzikir dan tausiyah atau ceramah agama oleh KH. Abdul Mujib sebagai Pengasuh Pondok Pesantren As-Sa'adah