REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Malam ini, umat Muslim Australia mulai melaksanakan Shalat Tarwih. Hal itu, setelah adanya pengumuman Dewan Imam Nasional Australia yang telah mengumumkan, bahwa bulan suci Ramadhan akan dimulai pada Kamis (17/5).
"Setelah konsultasi ekstensif dengan para pemimpin Islam dan imam nasional dari Komite Eksekutif Dewan Imam Nasional Australia dan perwakilan mereka dari semua negara Australia, Mufti Agung Australia dan Dewan Imam Nasional Australia ingin mengumumkan bahwa bulan suci Ramadhan akan dimulai pada Kamis," demikian pernyataan Dewan Imam Nasional Australia, seperti dilansir di Khaleej Times, Rabu (16/5).
Mufti Agung Australia, Imam Abdul Azim Al-Afifi dan para imam dari Dewan Imam Nasional Australia mengakui adanya perbedaan pendapat di antara para ulama terkait awal Ramadhan. Dalam pernyataannya disebutkan bahwa tidak semua imam dan ulama sepakat dalam metodologi yang digunakan dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan tahun ini. Termasuk, anggota imam terkemuka dari Dewan Imam Nasional Australia dan anggote komite eksekutifnya.
Oleh karena itu, Dewan Imam Nasional Australia dan Mufti Agung Australia menyerukan seluruh umat Muslim Australia untuk menghormati segala perbedaan itu dengan menghindari perdebatan yang bisa mengarah pada ketidaksepakatan dan kesalahpahaman di antara umat Muslim. Di samping itu, mereka juga menyerukan umat Muslim Australia untuk fokus pada persatuan di antara masyarakat dan mendekatkan diri kepada Allah.
Menurut pernyataan itu, pengumuman awal Ramadhan dibuat guna menghindari adanya pembatalan puasa. Islam menekankan pada pentingnya mempromosikan perbedaan budaya dan masyarakat. Karena itu, mereka mendorong dan mengundang keluarga non-Muslim untuk bergabung bersama Muslim saat berbuka puasa dan menggunakan Ramadhan ini sebagai bulan dakwah. Di samping, untuk menghapus kesalahpahaman atas Islam bagi masyarakat Australia.