REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Salah satu yang ingin di dapat dari ibadah puasa adalah pahala. Bulan Ramdhan merupakan bulan di mana manusia berintropeksi diri dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Akan tetapi, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan karena dampaknya yakni puasa menjadi sia-sia.
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ibnu Majah no.1690 dan Syaikh Albani berkata, ”Hasan Shahih.”)
Setidaknya ada empat faktor yang menjadikan puasa sia-sia. Pertama, niat berpuasa bukan karena Allah ta’ala. Ada yang berniat puasa karena ingin menguruskan badan atau malu dengan orang lain kalau tidak berpuasa. Padahal, hal yang utama dalam mengerjakan sesuatu yakni untuk Allah semata tanpa ada keinginan lain selain mendapat ridha-Nya.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” QS. Adz-Dzariyaat 51:56
Kedua, Berpuasa tetapi riya. Riya berarti pamer dan mengharapkan pujian dari orang lain. Untuk sebagian orang, Ramadhan dijadikan ajang unjuk diri dari segi penampilan ketika lebaran. Contohnya, ingin mengenakan mukena atau pakaian baru lagi bagus agar dipuji orang lain. Hal yang harus diketahu bahwa riya adalah penyakit hati yang dibenci oleh Allah.
Selanjutnya, melakukan perbuatan syirik. Syirik adalah menyekutukan Allah. Banyak yang bertanya, masa ada orang yang melakukan syirik di bulan Ramadhan? Jawabannya, banyak. Orang-orang syirik tidak mengenal waktu, karena yang dikejarnya adalah duniawi. Menyekutukan Allah adalah dosa yang paling besar.
Terakhir, durhaka kepada orang tua. Seorang anak biasanya gengsi untuk meminta maaf kepada orang tua atas segala kesalahan yang pernah dibuat. Padahal, momen Ramdhan adalah waktu di mana kita dapat saling maaf memaafkan.
Sesungguhnya, seorang anak yang durhaka kepada orang tua akan diazab dengan siksa yang amat pedih. Na’uzubillah. (Buku: Oase Ramadhan panduanSehat Selama Ramadhan – Karya: Dr. H. Briliantono M. Soenarwo, SpOT, FICS, MD.PhD, MBA)