REPUBLIKA.CO.ID, RABAT -- Seorang astronom asal Maroko memprediksi semua negara mayoritas Muslim akan memulai bulan Ramadhan pada hari yang sama. Astronom Abdelaziz Kharbouch Al-Ifrani mengatakan awal bulan Ramadhan akan jatuh pada 17 Mei.
Dalam sebuah wawancara dengan Morocco World News, peneliti asal Madrasa Al-Atiqa di Souss ini tidak memberi pengecualian termasuk negara Afrika Utara dan Arab Saudi. Hal ini berdasarkan pengamatan bulan baru di belahan Bumi barat.
"Bulan akan muncul langsung setelah matahari terbenam di Arab Saudi dan negara-negara di timur lain, tak lama sebelum bulan sabit muncul di Maroko dan negara lainnya di bagian barat," kata dia, dilansir Morocco World News, Ahad (6/5).
Kharbouch menambahkan bulan mungkin akan terlihat di Saudi pada Selasa Malam, 15 Mei. Saudi menganut kalender Al-Qura yang berdasar pada kalkulasi astronomi. Meski demikian, kemungkinan tersebut kecil.
Sebagai hasilnya, Saudi akan melihat bulan sabit pada Kamis dan memulai puasa pada 17 Mei. Bulan sabit akan lebih jelas setelahnya.
Kasus seperti ini juga kemungkinan terjadi pada awal bulan Syawal yang akan dirayakan bersama di seluruh negara Muslim. Ini adalah fenomena yang sangat jarang terjadi.
Prediksi Kharbouch ini mirip dengan prediksi astronom lain, Dr Hicham El Issaoui. Sebelumnya, ia mengatakan Ramadhan akan dimulai pada 17 Mei dan berakhir pada 15 Juni. Ia juga memprediksi Idul Adha pada 22 Agustus dan 1 Muharram pada 11 September.