REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ramadhan tinggal menghitung hari. Umat Islam akan melaksanakan ibadah puasa satu bulan penuh. Iba dah menahan lapar dahaga itu diharapkan tak meng ganggu produktivitas umat dalam bekerja.
Ketua Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Zudan Arif Fakhrullah mengatakan, Ramadhan juga harus dijadikan momentum bagi aparat sipil negara (ASN)untuk lebih produktif. Minimal, dia menegas kan, aparat negara tidak mengurangi produktivitas karena Ramadhan tidak berbeda dengan bulan lain dalam aspek tuntutan kinerja.
Namun, di balik itu juga harus memperbanyak ibadah yang tadinya tidak puasa, ada puasa, yang tadinya tidak jamaah kita dorong, mari jamaah, kata Zudan.
Zudan berharap para ASN tidak telat tiba di kantor karena sudah bangun sejak wak tu sahur. Para pegawai bisa langsung pergi bekerja seusai sahur. Apalagi, mereka juga mendapatkan kompensasi pulang lebih cepat sehingga bisa berbuka puasa bersama keluarga.
Zudan menuturkan, pembinaan kerohanian merupakan program yang di laksanakan setiap Ramadhan baik di pusat maupun daerah. Misalnya, setelah Zhuhur di adakan kajian dan berbuka puasa bersama. Selain itu, ada perayaan Nuzulul Quran dan Idul Fitri.
Program-program tersebut, kata Zudan, salah satu cara menyeimbangkan antara ibadah dengan kinerja. Dia menjelaskan, Korpri ingin mendorong ASN mempunyai integritas dengan nilai-nilai religiusitas. Ia meyakini jika ASN memiliki religiusitas tinggi akan berdampak positif tergadap pekerjaan. Sehingga beragama itu menjadi sesuatu yang substansial, katanya.
Zudan menambahkan, Ramadhan pun da pat menjadi momentum membangun kesa daran baru, yakni meningkatkan integri- tas. ASN bisa meningkatkan kejujuran dan mempunyai rasa malu apabila berperilaku koruptif.