Gembira Menyambut Ramadhan

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko

Jumat 04 May 2018 19:22 WIB

Ramadhan Foto: Ditjen Pajak Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekitar setengah bulan lagi, umat Islam akan melaksanakan ibadah puasa. Segala persiapan guna menyambut bulan istimewa ini dilakukan agar mendapatkan ridha dari Allah SWT.

 

Ustaz Raehanul Bahraen mengajak umat Islam menyambut Ramadhan dengan sukacita. Ramadhan harus disambut dengan perasaan bergembira. Menurut Ustaz Raehanul, apabila tidak gembira dengan kehadiran Ramadhan maka keimanan mereka perlu dipertanyakan.

“Bahkan hati-hati apabila seorang Muslim nggak gembira, ini hati-hati. Jangan-jangan Allah tidak menginginkan kebaikan yang banyak, “ujar Ustaz Raehanul dalam kajian di Masjid Nurul Amal, Pasar Minggu, Jakarta, Ahad (29/4).

 

Ia menegaskan, sudah selayaknya seorang Muslim berbahagia dengan kedatangan bulan yang penuh berkah.

Sikap ulama terdahulu dalam menyambut ramadhan perlu dijadikan contoh. Ustaz Raehnaul mengungkapkan, para ulama dahulu berdoa enam bulan sebelum Ramadhan agar usianya sampai pada bulan tersebut.

 

Mereka juga berdoa agar amalannya pada bulan Ramadhan diterima oleh Allah. Persiapan yang dilakukan oleh para ulama, menurut dia, karena mereka mengetahui keutamaan dari bulan Ramadhan.

 

Beberapa keutamaan Ramadhan adalah amalan manusia pada bulan tersebut dilipatgandakan 10 kali lipat hingga 700 kali lipat. Allah akan memberikan balasan tidak terhingga bagi setiap amalan pada bulan tersebut.

 

Kendati demikian, melaksanakan amal baik di bulan Ramadhan, kata Ustaz Raehanul, tidak mudah. Dibutuhkan kesa baran yang tinggi agar mereka mampu melaksanakan amal dengan baik.

 

Mereka yang sabar, kata dia, akan mendapatkan balasan yang tidak terbatas.

Puasa merupakan ibadah yang melatih kesabaran seseorang. Mereka akan dihadapkan oleh hawa nafsu atau menahan lapar dan dahaga. Oleh karena itu, Ustaz Raehanul mengingatkan agar mempersiapkan kesabaran.

 

Keutamaan Ramadhan lainnya adalah adanya malam Lailatul Qadar. Menurut dia, sangat rugi bagi umat Islam jika tidak mendapatkan malam Lailatul Qadar. Pasalnya, malam tersebut meru- pakan malam yang terbaik dari seribu bulan.

 

“Harus ada persiapan menyambut Ramadhan. Persiapan terbaik adalah dengan ilmu, kata Ustaz Raehanul.

 

Ia mengungkapkan alasan menyiap- kan diri dalam menyambut ramadhan dengan ilmu. Menurut dia, karena agama Islam dibangun atas dasar ilmu. Dua kalimat syahadat yang diucapkan seorang Muslim mengandung konsekuensi yaitu beramal dengan ikhlas kepada Allah.

 

Kemudian konsekuensi lainnya yaitu beribadah sesuai dengan anjuran nabi Muhammad. “Ilmu ini membedakan amal ibadah dan besar kecilnya pahala. Jadi tetap belajar. Jangan sampai ada celah syetan,ujarnya.

 

Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Raehanul juga menyinggung tentang pola makan dan tidur di waktu puasa yang me mang berbeda dari waktu normal. Makan akan dilakukan pada saat sahur dan kembali menyantap makan di waktu berbuka puasa.

 

Hal tersebut berbeda ketika di luar bulan puasa yang bebas menyantap makanan kapanpun. Ustaz Raehanul men- yarankan agar tidak melewatkan santap sahur. Dalam sahur terdapat keberkahaan sehingga membuat mereka menda- patkan kebahagiaan. Dari dunia medis sahur adalah proses pola pikir manusia untuk memerintahkan tubuh, siap-siap puasa, kata Ustaz Raehanul.

 

Mengakhiri sahur, Ustaz Raehanul menambahkan, adalah waktu yang dis- unahkan. Kemudian mempercepat berbu ka puasa, termasuk mengonsumsi kurma. Kurma mengandung monosakarida dimana akan langsung diserap oleh tubuh.

 

Untuk pola tidur, Ustaz Raehanul meng ajak agar menghindari tidur setelah Subuh. Ia justru menyarankan agar tidur siang karena sesuai dengan sunah nabi. Ia juga mengajak agar jangan sampai tidak tidur pada malam hari.

Terpopuler