REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bulan Ramadhan bisa jadi waktu yang tepat untuk mereka yang ingin berhenti merokok. Aktivitas merokok ini harus dihentikan ketika berpuasa. Artinya, sekitar 12-15 jam para perokok harus melepaskan diri dari aktivitas merokok.
Dilansir dari Gulfnews, Spesialis Internal Medicine di Aster Hospital Dr Mustafa Saif menjelaskan, berhenti merokok memang sulit dijalankan, utamanya yang tergolong berat. Saif menyebutkan, merokok adalah salah satu aktivitas candu, mirip dengan minum kafein atau soda. Meski ada efek kesehatannya dari kafein, walau rendah, jika dikonsumsi terus menerus akan ada efeknhya, yaitu candu. Pada rokok, sesuatu yang menyebabkan kecanduan adalah nikotin.
"Sesuatu yang biasa dilakukan tubuh dan tiba-tiba berhenti begitu saja dalam waktu lama, tentunya akan menimbulkan reaksi. Baik itu efek secara fisik, mobilitas, maupun mental," kata dia. Reaksi berhenti merokok terlihat dalam tiga sampai lima hari sejak dimulai, yaitu mudah merasa tersinggung, mudah marah, dan susah konsentrasi.
Gejala lainnya adalah dorongan untuk makan tinggi karbohidrat juga lebih besar. Sehingga, mereka akan mengalami kenaikan berat badan. "Gejala-gejala setelah berhenti merokok ini akan berlangsung tergantung psikologi perokok," kata Saif.
Dia mengatakan, Ramadhan adalah waktu paling tepat untuk berhenti. Menyetop rokok membuat kadar nikotin di dalam darah menurun bertahap, sehingga keinginan merokok juga turun. Mereka bisa mengganti dorongan makan tinggi karbohidrat dengan jenis tinggi serat.
Saat berbuka, makan sesuatu yang membuat kenyang lebih cepat, sehingga merasa tidak perlu merokok. Pada akhirnya, yang harus dilakukan adalah mengendalikan psikis. Pasalnya, dorongan ini akan membuat rencana berhenti menjadi lebih kuat.