Pasar Ramadhan Sampit Dijanjikan Lebih Meriah

Red: Ani Nursalikah

Senin 30 Apr 2018 16:32 WIB

Cendol, penganan khas yang banyak dijajakan di pasar Ramadhan. Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang Cendol, penganan khas yang banyak dijajakan di pasar Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng kembali menggelar pasar Ramadhan. Panitia berjanji menyiapkan suguhan baru agar lebih meriah sehingga bisa menjadi ajang wisata kuliner.

"Tahun lalu bupati meminta Pasar Ramadhan lebih meriah lagi. Ini tentu tantangan bagi kami di Dinas Perdagangan dan Perindustrian bersama pedagang. Mudah-mudahan tahun ini lebih baik," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kotawaringin Timur, H Muhammad Tahir di Sampit, Senin (30/4).

Pasar Ramadhan rutin digelar setiap bulan suci Ramadhan. Pasar ini menyediakan beragam makanan, minuman, masakan dan lainnya, khususnya untuk membantu warga yang ingin menyiapkan buka puasa dan santap sahur. Tahun ini Pasar Ramadhan kembali digelar dengan menempati lokasi yang sama, yakni di Jalan S Parman atau sisi Selatan Taman Kota Sampit. Lokasinya berseberangan dengan pasar eks Mentaya.

Dinas Perdagangan dan Perindustrian sudah menggelar rapat dan membentuk panitia pelaksana. Saat ini panitia masih menunggu surat keputusan dari Bupati Kotawaringin Timur untuk segera melakukan persiapan.

Panitia sudah berkoordinasi dengan kelompok pedagang yang rutin berjualan di Pasar Ramadhan. Setelah nantinya didapat data pasti jumlah pedagang yang akan berjualan, baru disiapkan tenda dan meja sesuai kebutuhan.

Dinas Perdagangan dan Perindustrian hanya memiliki 20 tenda yang bisa digunakan untuk Ramadhan. Sisanya akan dibuat menggunakan terpal karena membutuhkan biaya besar jika harus menyewa tenda selama satu bulan.

Tahir menegaskan, pemerintah tidak memungut retribusi apa pun dari pedagang Pasar Ramadhan. Pengelolaan diserahkan kepada pedagang namun tetap diawasi oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian.

Jika pun ada pungutan, Tahir meyakinkan itu digunakan untuk kepentingan pedagang. Misalnya, untuk patungan membeli terpal, membayar tagihan listrik, kebersihan dan honor petugas keamanan selama Pasar Ramadhan berlangsung.

"Kalau ada pungutan maka tidak ada masuk kantong oknum. Itu semua akan dipertanggungjawabkan. Kami berusaha semaksimal mungkin agar Pasar Ramadhan meriah dan ramai pembeli," kata Tahir.

Pasar Ramadhan biasanya ramai pembeli saat sore hingga malam. Masyarakat berburu kuliner karena banyak jenis masakan dan kue yang hanya banyak dijual saat bulan suci Ramadhan.

Pembeli di pasar tahunan itu bukan hanya umat Muslim, tetapi juga warga agama lainnya. Selama sebulan, Pasar Ramadhan menjadi destinasi wisata kuliner yang sangat menarik, terlebih bagi mereka yang hobi berburu kuliner khas daerah.

Terpopuler