REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah mengampuni dosa-dosa hambanya yang melakukan penghormatan pada bulan Ramadhan. Ramadhan adalah salah satu bulan yang mulia bagi umat Islam. Rasul SAW bersabda, "Barang siapa yang beribadah malam pada bulan Ramadhan dengan penuh keikhlasan dan mengharapkan ridha dari Allah, Allah akan mengampuni segala dosanya yang telah lalu." (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA).
Senada dengan hadis di atas, di hadis lain, Rasul SAW bersabda, "Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keikhlasan dan mengharapkan ridha Allah, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR Bukhari). Di antara kemuliaan Ramadhan lainnya, Allah SWT menurunkan Alquran. Pada salah satu malam bulan Ramadhan, terdapat kemuliaan yang nilai ibadahnya jauh lebih baik daripada seribu bulan (lihat QS al-Fajr 97: 1-5).
Dengan berbagai keutamaan itu, ada seorang pemuda yang bernama Muhammad memanfaatkan momentum Ramadhan untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Awalnya, Muhammad adalah seorang ahli maksiat dan perilakunya sangat buruk. Pendek kata, dia tak layak mendapat nama Muhammad yang artinya terpuji. Sebab, perilakunya hanya selalu berbuat maksiat, minum-minuman keras, berzina, berjudi, dan perbuatan tercela lainnya.
Bahkan, ia kerap mengganggu orang lain. Karena perbuatannya itu, banyak orang yang membencinya. Namun, Muhammad tak menyesal orang-orang telah membencinya. Ia tetap saja melakukan berbagai perbuatan maksiat. Bahkan, nasihat orang alim sekalipun tak pernah diperhatikannya. Ia acuh dengan nasihat-nasihat orang alim dan juru dakwah.
Suatu ketika, hidayah Allah datang menyapanya. Pada suatu masa, ketika datang bulan Ramadhan, Muhammad yang tak pernah mau shalat lima waktu itu, tiba-tiba giat melaksanakan ibadah Ramadhan. Hari-harinya senantiasa dihabiskan dengan amal kebajikan. Ia banyak bersedekah, mendirikan shalat lima waktu, shalat sunah, dan mengganti semua shalat yang telah ditinggalkannya. Ia juga memperbanyak zikir, tasbih, istighfar, dan menjauhi perbuatan maksiat.
Melihat perubahan ini, banyak orang senang sekaligus kaget sebab Muhammad yang dahulunya suka bermaksiat dan berperilaku buruk kini dia berubah menjadi orang yang rajin beribadah dan enggan berbuat maksiat lagi. Saat memasuki bulan Ramadhan, Muhammad mengenakan pakaian yang bagus dan indah. Ia membersihkan diri dengan air suci dan memakai wangi-wangian. Muhammad juga makin tekun beribadah kepada Allah dan memohon ampun atas perbuatannya pada masa lalu.
Ia meminta maaf kepada orang-orang yang pernah dizalimi dan di sakiti. Ia datang kepada setiap orang yang dahulu dicaci maki olehnya. Muhammad berharap, keberkahan Ramadhan mampu membersihkan diri dari dosa-dosa di hadapan Allah. Suatu hari, ketika ia wafat, seorang sahabatnya menyaksikan Muhammad dalam mimpi.
Maka, ditanyalah ia tentang apa gerangan balasan yang diperolehnya di akhirat dari perbuatannya sewaktu di dunia. "Apa yang engkau dapatkan dari perbuatanmu selama di dunia?" temannya bertanya. Muhammad menjawab, "Allah telah mengampuni segala dosa-dosaku karena penghormatanku pada bulan Ramadhan. Aku tahu, bulan Ramadhan adalah bulan tobat, bulan ampunan, dan bulan keberkahan. Karena itu, setiap bulan Ramadhan tiba, aku mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk memperbanyak ibadah kepada Allah." (Dikutip dari kitab Durratun Nashihin).