Keistimewaan Ramadhan

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko

Ahad 29 Apr 2018 12:31 WIB

Ramadhan Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa. Karena pada bulan inilah, Allah SWT menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW. Dan malam turunnya Alquran itu disebut dengan Nuzulul Qur’an.

Ramadhan terasa semakin istimewa karena pada salah satu malamnya merupakan malam kemuliaan yang nilai ibadahnya lebih baik dari seribu bulan (Lailatul Qadar). Lihat surah Al-Qadar [97]: 1-5.

Selain itu, pada bulan Ramadhan ini pula, seluruh umat Islam di seantero dunia diwajibkan untuk mengerjakan ibadah puasa selama sebulan penuh. Yang dimulai sejak terbit fajar pada1 Ramadhan dan berakhir setelah terbenamnya matahari pada malam terakhir Ramadhan yang menjadi tanda masuknya bulan Syawal.

Kewajiban berpuasa itu ditegaskan oleh Allah SWT dalam Alquran surah Al-Baqarah [2] ayat 183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu menjadi orang-orang yang bertakwa.

Dalam terjemahan ayat di atas, jelaslah bahwa sesungguhnya puasa itu bertujuan untuk membentuk pribadi Muslim yang bertakwa kepada Allah, yakni mengerjakan segala perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

Secara bahasa, puasa berasal dari kata bahasa Arab, Shaum (jamaknya Shiyam) yang bermakna al-Imsak (menahan). Sedangkan menurut istilah, puasa itu menahan makan dan minum serta semua yang membatalkannya dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Sebelum turunnya ayat di atas, menurut H Sismono dalam bukunya Puasa pada Umat-Umat Dulu dan Sekarang, pada mulanya kaum Muslimin pada masa awal kelahiran Islam memandang wajib berpuasa Asyura (10 Muharam) sebagai hari puasa mereka. Keyakinan tersebut mungkin mengacu kepada puasa yang dilaksanakan umat Yahudi pada Hari Raya Yom Kippur yang jatuh pada tanggal 10 bulan Tishri.

Terpopuler