Pembangunan Infrastruktur Memperlancar Arus Mudik

Rep: FREDERIKUS DOMINGGUS/ Red: Ilham Tirta

Jumat 30 Jun 2017 19:45 WIB

Jalur mudik (ilustrasi). Foto: Mahmud Muhyidin Jalur mudik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, pembangunan infrastruktur bisa mengurai kepadatan pemudik selama periode lebaran 2017. Ia mencontohkan adanya pengaturan jalur fungsional dan pengerjaan jembatan layang di perlintasan kereta bisa mengurai kemacetan yang biasanya terjadi sepanjang tahun.

"Pemudik tidak jadi ngumpul di Brexit karena ada jalan-jalan yang bisa dimanfaatkan, kemudian ada jembatan di perlintasan kereta," kata pengamat dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) ini saat dihubungi Republika.co.id pada Jumat (30/6).

Ia menerangkan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membangun empat jembatan layang di Dermoleng dan Kretek di Brebes, juga di Klongengan dan Kesambi di Tegal (Jawa Tengah). "Yang dulunya pemudik mikir kalau lewat situ, keretanya bakal datang setiap 5-10 menit kan mengganggu. Akibatnya antrian panjang, sekarang sudah nggak lagi," kata Djoko.

Ia melanjutkan, masih ada proyek yang kalau selesai bisa benar-benar membantu masyarakat saat mudik. Proyek tersebut yakni pengerjaan jalur ganda (duoble track) kereta api lintas selatan Jawa. Kementerian Perhubungan menargetkan penyelesaian pekerjaan ini pada 2019. "Double Track dari Kroya sampai Kutoharjo belum selesai (dikerjakan). Kalau itu selesai, bisa nambah kapasitas kereta. Pemudik yang ke Selatan banyak menggunakan jalur kereta," ujar Djoko.

Meski demikian, dari pengaturan jalur ini, ada sisi negatif. Djoko berpendapat omzet penjualan para pedagang lokal menurun lantaran ada penertiban pasar tumpah. "Artinya ada beberapa jalur yang tidak dilewati seperti Pemalang, Pekalongan, Batang, di sana produksi lokal mereka menurun," katanya.

Ia berharap pemerintah mencarikan solusi pada momen serupa pada tahun-tahun mendatang. Caranya, para pengusaha tersebut dipindahkan ke rest area yang sudah dibeli atau disewa Pemda masing-masing.

Ketua Umum MTI, Danang Parikesit menambahkan, dampak pembangunan infrastruktur sangat beragam skala waktunya. Infrastruktur seperti jalan tol, menurutnya baru dirasakan setelah 3-7 tahun setelah pembangunan. "Yang cepat dampaknya adalah telekomunikasi, dan dalam beberapa hal, sektor energi," kata Danang.

Ia menerangkan, dampak jangka pendek dari pembangunan infrastruktur besar-besaran ini umumnya terjadi karena adanya penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pekerja konstruksi. "Tapi tidak signifikan, yang signifikan adalah efficiency gain yang akan menstimulasi pertumbuhan ekonomi dan mengurangi inflasi," kata Danang.

Terpopuler