REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menutup sementara tanjakan Cino Mati atau jalur yang menghubungkan wilayah Kecamatan Pleret dengan Dlingo pada libur Idul Fitri 1438 Hijriah. "Jadi mulai Rabu jalur Cino Mati ditutup sementara sehingga tidak bisa dilintasi pemudik maupun wisatawan, banyak faktor kenapa ditutup," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul, Aris Suharyanto di Bantul.
Salah satu faktor penutupan jalan alternatif menuju objek wisata Mangunan Dlingo Bantul dari arah utara atau Yogyakarta itu karena kondisi jalan yang membahayakan pengendara. Di sana ada tanjakan curam dan berkelok-kelok.
Selain itu, penutupan akses jalur Cino Mati karena saat ini ada warga setempat yang meninggal dunia, sehingga daripada mengganggu arus lalu lintas, lebih baik ditutup sementara waktu. "Kebetulan karena ada orang meninggal yang rumahnya di pinggir jalan situ. Itu salah satu faktor, jadi sifatnya tidak ditutup permanen, tetapi sementara karena untuk keperluan takziah," katanya.
Aris belum memastikan kapan jalur itu kembali dibuka. Sebab, masih akan berkoordinasi dengan kepolisian lalu lintas yang mengamankan jalur itu, mengingat banyak kejadian kendaraan roda empat yang tidak kuat nanjak.
"Belum tahu nanti, kita lihat situasional di lapangan, kita pertimbangan karena itu jalan umum juga dan sering dilintasi masyarakat sekitar, kalau masyarakat sekitar saya kira tidak masalah lewat jalur Cino Mati," katanya.
Ia menjelaskan, Dishub Bantul sebelumnya sudah menyarankan agar pemudik atau wisatawan luar daerah tidak menggunakan jalur Cino Mati karena kondisi medan. Imbauan sudah disampaikan melalui spanduk-spanduk di jalur tersebut.
"Kita sudah pasang spanduk imbauan, tetapi kita tidak mungkin mengingatkan satu per satu, karena tidak tahu orang luar atau sekitar. Namun, beberapa kali kita informasikan, bahwa jalur alternatif Cino Mati tidak kita rekomendasikan bagi orang luar," katanya.