Lebaran, Tingkat Okupansi Hotel di Lombok Melonjak

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ilham Tirta

Rabu 28 Jun 2017 14:49 WIB

Suasana di salah satu hotel di Lombok, NTB. Foto: Republika/M Nursyamsi Suasana di salah satu hotel di Lombok, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sejumlah destinasi wisata dan restoran di Pulau Lombok, mulai dari deretan pantai di kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika, kampung adat Sade, Pantai Ampenan, Pantai Loang Baloq, Taman Narmada, Pantai Senggigi, hingga Gili Trawangan ramai dikunjungi wisatawan saat liburan lebaran. Tidak heran jika tingginya animo berlibur meningkatkan tingkat hunian kamar atau okupansi yang ada di hotel dan resort yang ada di Pulau Seribu Masjid ini.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi NTB, Lalu Abdul Hadi Faisal mengatakan, selama liburan lebaran, tingkat okupansi hotel dan resort di Lombok berkisar di angka 80 persen hingga 90 persen. "Peningkatan tertinggi ada pada resort dan sejumlah hotel di Kota Mataram serta Pantai Senggigi mencapai 30 persen dibanding hari biasa," ujar Hadi kepada Republika.co.id di Mataram, Rabu (28/6)

Hadi menilai, tingginya tingkat okupansi merupakan dampak dari sejumlah promosi dan event Pesona Khazanah Ramadhan yang digelar Pemerintah Provinsi NTB selama bulan suci Ramadhan. Dalam event yang dipusatkan di Kompleks Islamic Center NTB, menghadirkan sejumlah kegiatan menarik, mulai dari mendatangkan imam-imam besar dari Timur Tengah dan Afrika hingga Kampung Khazanah Ramadhan yang tidak pernah sepi dari pengunjung setiap harinya.

"Memang perhelatan Pesona Khazanah Ramadhan yang pasti akan ada dampaknya bagi pariwisata Lombok. Mengenalkan destinasi tidak hanya promosi dan bepergian ke luar, tapi juga dengan menggelar event besar," kata Hadi.

Hadi menambahkan, banyak wisatawan yang memilih datang ke Lombok saat liburan lebaran karena mendengar kemeriahan Pesona Khazanah Ramadhan. Wisatawan yang datang saat liburan lebaran ada yang sudah memesan kamar melalui pemesanan berbasis daring sejak jauh-jauh hari. Namun, tidak sedikit yang dadakan dan baru mencari kamar saat sudah tiba di Lombok.

"Nah karena hotel yang dituju sudah penuh, maka mencari hotel yang lain. Dengan begitu, banyak hotel yang kecipratan rejeki," ungkap Hadi.

Hadi melanjutkan, upaya promosi Pemerintah Provinsi NTB yang terus menggencarkan sektor pariwisata juga harus diimbangi dengan persiapan para pelaku industri pariwisata di Lombok. "Ini bukti komitmen Pemerintah Provinsi NTB gelorakan promosi sangat berdampak dan persiapan pelaku juga harus maksimal dengan mengedepankan pelayanan yang baik, kerapian, dan kebersihan," kata Hadi menambahkan.

Terpopuler