Pedagang Tenun Lombok Kebanjiran Berkah Saat Liburan Lebaran

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Budi Raharjo

Selasa 27 Jun 2017 17:45 WIB

Kampung adat Sade di Dusun Sade, Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, ramai dikunjungi wisatawan saat liburan lebaran, Selasa (27/6). Tercatat lebih dari seribu orang berkunjung ke kampung adat tertua di selatan Pulau Lombok setiap hari selama liburan lebaran. Foto: Muhammad Nursyamsi Kampung adat Sade di Dusun Sade, Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, ramai dikunjungi wisatawan saat liburan lebaran, Selasa (27/6). Tercatat lebih dari seribu orang berkunjung ke kampung adat tertua di selatan Pulau Lombok setiap hari selama liburan lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID,LOMBOK TENGAH -- Liburan Lebaran menjadi berkah bagi para pedagang kain tenun Lombok di kampung adat Sade di Dusun Sade, Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.

Seperti yang dialami seorang pedagang kain tenun, Mane. Pria yang juga merupakan warga Sade mengaku senang kala liburan telah tiba karena kampungnya akan didatangi banyak wisatawan. "Kalau banyak yang datang, otomatis banyak yang membeli kain tenun yang saya jual," ujar Mane kepada Republika di kampung adat Sade, Selasa (27/6).

Pria berusia 27 tahun mengatakan penjualan kain tenun bisa melonjak tajam saat liburan panjang seperti ini hingga mencapai 100 potong kain dan sarung setiap harinya. Setiap kain tenun dan sarung yang dijual, ditawarkan dengan harga yang bervariasi tergantung ukuran, motif, dan tingkat kesulitan saat proses pembuatan. "Harganya dari yang paling murah Rp 100 ribu hingga yang paling mahal itu mencapai Rp 500 ribu," ucap Mane.

Menurut Mane, kebanyakan pembeli datang dari kaum hawa hingga tak jarang memborong kain tenun dalam jumlah cukup banyak. Mane menerangkan, konsep usaha kerajinan tangan di Sade dilakukan secara berjamaah dengan melibatkan delapan hingga sepuluh kepala keluarga. Masing-masing keluarga akan berkontribusi baik dari segi modal, bahan baku, proses pembuatan, dan juga penjualan.

"Di sini setiap usaha yang kami lakukan dilakukan secara bergotong royong dengan melibatkan beberapa keluarga," kata Mane menambahkan.

Selain berwisata belanja kerajinan tangan, pengunjung bisa melihat langsung bahkan belajar menenun di kampung adat Sade.

Terpopuler