Saat Warga Manfaatkan Travel Gelap untuk Arus Balik

Red: Hazliansyah .

Selasa 27 Jun 2017 08:25 WIB

Kendaraan pemudik memadati ruas jalur Jalan Raya Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/6). Dishub Kabupaten Bandung memprediksi puncak arus mudik Nagreg terjadi pada H-2 atau Jumat (23/6). Foto: ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra Kendaraan pemudik memadati ruas jalur Jalan Raya Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (22/6). Dishub Kabupaten Bandung memprediksi puncak arus mudik Nagreg terjadi pada H-2 atau Jumat (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KOTABARU -- Jasa transportasi calteran tidak resmi atau travel gelap menjadi armada angkutan alternatif bagi calon penumpang arus balik. Hal tersebut karena sebagian besar angkutan umum masih belum beroperasi saat libur Hari Raya Idhul Fitri 1438 Hijriah.

"Meskipun mahal, kami terpaksa memakai jasa travel gelap. Karena bus angkutan umum langganan kami belum beroperasi, karena sopirnya masih libur," kata Nurhayati, warga Kotabaru di Banjarmasin yang hendak pulang setelah mudik lebaran, Selasa.

Biasanya dengan memakai angkutan umum, keluarga Nurhayati yang memiliki lima orang anggota keluarga itu cukup menyiapkan uang Rp 600.000 untuk satu kali berangkat ke Banjarmasin-Kotabaru atau sebaliknya.

Namun karena bus umum langganannya belum beroperasi, maka ia terpaksa mencalter travel gelap sekitar Rp 1,6 juta untuk satu kali pemberangkatan.

Selain Nurhayati, Aminah warga Jawa Timur yang pulang dari Surabaya hendak ke Kotabaru juga mengaku terpaksa menggunakan travel gelap yang lebih mahal dibandingkan angkutan umum.

Pengusaha bus angkutan umum eksekutif, Qomaruddin, mengemukakan, sejak H-1 hingga H+3 armadanya diliburkan.

"Maklum para sopir juga ingin berlebaran dan kumpul dengan keluarganya merayakan Hari Raya Idhul Fitri di kampung halamannya," tutur dia.

Hal itu membuat pelangganya resah, karena mereka terpaksa menggunakan travel gelap.

Sebelumnya, Pelaksana tugas Kepala Dinas Perhubungan Nurvisa, mengatakan pihaknya menyiapkan dua buah bus untuk mengantisipasi penumpukan penumpang di terminal karena tidak mendapatkan angkutan umum.

Dua buah bus tersebut siap di Terminal Stagen, sewaktu-waktu diperlukan langsung bisa dipakai.

"Dua bus yang disiapkan sewaktu-waktu untuk mengangkut penumpang tersebut milik Dinas Perhubungan Kotabaru, dan disiapkan di terminal Stagten," katanya.

Ia menjelaskan, agen transportasi sewaktu-waktu bisa berkoordinasi dengan kepala terminal apabila mau memerlukan bus cadangan untuk mengangkut penumpang mudik.

"Kami meminta Kepala Terminal sigap apabila sewaktu-waktu terjadi penumpang penumpang yang tidak bisa diangkut oleh angkutan umum, dan segera berkoodinasi dengan para agen," katanya.

Terpopuler