Tak Pernah Lebaran Bareng Keluarga Demi Pantau Mudik

Rep: Ali Yusuf/ Red: Yudha Manggala P Putra

Senin 26 Jun 2017 13:40 WIB

Petugas Dinas Perhubungan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya (Dishub LLAJ) memasang marka pembatas jalan di jalur mudik Cikampek, Jawa Barat, Ahad (12/7). (Republika/Agung Supriyanto) Petugas Dinas Perhubungan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya (Dishub LLAJ) memasang marka pembatas jalan di jalur mudik Cikampek, Jawa Barat, Ahad (12/7). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, CIKOPO -- Hari raya Idul Fitri merupakan salah satu momen berkumpul dan bersilaturahim bersama keluarga. Biasanya keluarga yang jarang bertatap muka sengaja berkumpul bersama seharian untuk merayakan Hari Kemenangan.

Namun, tak semua bisa merasakannya. Salah satunya karena tugas negara harus dijalankan. "Saya hampir setiap tahun seperti ini (orang-orang mudik ) saya tugas" kata Budi Mulyono (39) petugas Kementerian Perhubungan perwakilan Provinsi Jawa Barat, saat berbincang dengan Republika, Ahad malam,  (25/6).

Berat terkadang tidak mendapatkan moment spesial Lebaran. Namun pria asli Parahiyangan Bandung itu mengaku tidak pernah merasa kesal. Tugas piket lebaran memantau arus mudik dan arus balik dijalani dengan ikhlas.

"Kita ikhlas karena inikan sudah menjadi tugas," ujar Budi sambil menunjuk temannya bernama Agus Winarno 41 yang juga sama-sama bertugas saat hari lebaran.

"Iya orang-orang shalat Idul Fitri saya mantau jalan di sini. Mau macet mau enggak tetap harus jaga namanya juga tugas," kata Agus dengan logat Jawa yang mulai longgar karena sudah lama tinggal di daerah Parahiyangan ini.

"Istri saya orang Garut sama kaya pak Budi," katanya yang dijawab rekannya. "Tapi kita tidak janjian ya (mendapat istri orang Garut)," katanya disambut gelak tawa di antara keduanya.

Keceriaan. Itu saja modal mereka dalam menjalankan tugas agar tak dibebani pikiran. Selalu ada aja yang mereka lakukan demi mengusir kepenatan.

Agus mengatakan jika ditanya apakah ia sedih melihat sodara-sodarinya berbondong-bondong mudik dapat menemui orang tua di kampung halamanya masing-masing. "Kalau dibilang sedih ya sedih setiap lebaran nggak pernah bisa nemuin orang tua," kata Pria asli Brebes ini mengakui jika mau menemuai orang tua bisa dilakukan saat cuti di luar lebaran. "Tapikan momen lebaran beda sama hari-hari biasa."

Baik Agus maupun Budi, katanya ada kepuasan tersendiri mendapat tugas di saat hari lebaran. Rindu anak istripun seakan tergantikan jika melihat kemacetan cepat terurai karena para pemudik bisa sampai tujuan lebih awal. "Saya senang kalau pemudik selamat sampai tujuan," katanya Agus yang ditimpali Budi. " Berarti kalau macet cepat terurai, kecelakaan minim, kerja kita semua ada hasilnya."

Selain Agus dan Budi yang jarang menikmati ketupat lebaran setelah selesai shalat Idul Fitri ada petugas lain di Perhubungan maupun di Kepolisian di Pos Pantau Cikopo merasakan hal sama. Untuk menghilangkan penat setelah seharian bekerja mereka pun menyempatkan bercanda ria, bahkan sambil karokean, di ruang pantau yang dipenuhi CCTV setiap titik yang dilalui pemudik wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.

Terpopuler