Kendaraan Menumpuk di Pelabuhan Kamal

Red: Andi Nur Aminah

Ahad 25 Jun 2017 23:15 WIB

 Kendaraan antre memasuki pelabuhan (ilustrasi) Foto: Republika/Wihdan Hidayat Kendaraan antre memasuki pelabuhan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKALAN -- Puluhan kendaraan yang akan menuju ke Pelabuhan Ujung, Surabaya, menumpuk di Pelabuhan Kamal, Bangkalan, Jawa Timur, Ahad (25/6) malam. Hal itu akibat pengelola pelabuhan, PT Angkutan Sungai Danau dan Peyeberangan (ASDP) setempat, hanya mengoperasikan dua unit kapal.

Kendaraan roda empat dan roda dua warga Madura hendak menyeberang Ke Surabaya setelah pemiliknya berlebaran di kampung halamannya dan akan kembali ke tempat bekerja dan tinggal. "Saya pilih naik angkutan ferry melalui Pelabuhan Kamal untuk kembali ke Surabaya karena lebih dekat dari rumah. Kalau lewat Jembatan Suramadu terlalu jauh," kata Aulia Millatillah, salah seorang penumpang ferry, yang baru saja berlebaran di rumah orang tuanya di Perumnas Kamal, Bangkalan, saat ditemui di Pelabuhan Kamal.

Perempuan berusia 42 tahun yang mengendarai mobil Suzuki Katana itu tidak menyangka terjadi penumpukan kendaraan di Pelabuhan Kamal karena ferry yang beroperasi malam itu hanya sebanyak dua unit. "Kalau tahu terjadi antrean begini tadi mending lewat Jembatan Suramadu," ucapnya.

Dia menggambarkan antrean kendaraan di Pelabuhan Kamal memang tidak terlalu panjang. "Lebih tepatnya terjadi penumpukan kendaraan di pelabuhan karena ferry yang beroperasi tidak sebanding dengan banyaknya penumpang," katanya.

Dampaknya, para penumpang mengalami keterlambatan sekitar dua jam untuk tiba di Surabaya yang hanya berjarak sekitar lima kilometer dari Pelabuhan Kamal. Sebagai konsumen, Aulia merasa dirugikan. "Harga tiket mobil untuk angkutan ferry Ujung - Kamal Rp 46.500, kalau lewat Suramadu cuma Rp 15 ribu dan hanya sekitar 30 menit sudah sampai Surabaya," katanya, membandingkan.

Belum lagi dia menyebut petugas tiket di Pelabuhan Kamal kerap mengambil keuntungan pribadi dari uang pengembalian pecahan receh yang semestinya menjadi hak para penumpang. "Tadi saya kasih uang Rp 50 ribu untuk tiket, hanya diberi kembalian uang Rp 3.000. Lalu Rp 500-nya masuk kantong pribadi. Itu sudah kebiasaan lama. Dia ambil untung dari uang pengembalian receh milik penumpang," ucapnya.

Kepala Cabang ASDP Surabaya Jufri selama dua hari terakhir tidak dapat dihubungi. Telepon seluler pria yang belum lama menjabat Kepala Cabang ASDP Surabaya itu mati. Hanya beberapa petugas ASDP di Pelabuhan Kamal menginformasikan pihaknya mengoperasikan dua unit ferry meski terjadi lonjakan penumpang sejak sore dengan alasan air laut sedang surut. "Sebelumnya sejak kemarin kami operasikan tiga unit ferry," ujar seorang petugas ASDP di Pelabuhan Kamal.

Terpopuler