REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi), Dr. Ari F Syam mengimbau umat Islam tetap menjaga makanan dengan baik dan sehat meski bulan puasa telah berlalu. "Berbagai penelitian, termasuk penelitian yang kami lakukan di RSCM, kondisi berat badan dan komposisi tubuh kita akan kembali seperti sebelum puasa setelah 4 minggu lebaran. Tentu kita tidak ingin kondisi ini terjadi, oleh karena itu jawabannya kita harus menahan diri," katanya, Ahad (25/6).

Apalagi, kata Ari, bila seseorang mempunyai penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi atau kadar asam urat tinggi. Ia mengingatkan, sebagian besar penganan yang disajikan saat lebaran biasanya mengandung tingkat kalori tinggi.

"Makanan yang mengandung coklat, keju dan makanan berlemak bukan saja mengandung kalori yang tinggi tetapi juga mengandung kadar lemak tinggi serta kadar garam yang tinggi," kata Ari.

Selain itu, jumlah lauk yang disajikan juga bermacam-macam sehingga akhirnya seseorang cenderung mengonsumsi bermacam lauk sehingga berlebihan. Untuk itu, kondisi seperti itu harus diantisipasi antara lain dengan meningkatkan konsumsi benda yang sehat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.

"Dengan mengosumsi buah dan sayur-sayuran akan membuat perut kita menjadi cepat kenyang dan tidak berpikir untuk mengosumsi makanan lain," katanya.

Ia juga mengingatkan agar jumlah air minum juga perlu dipertahankan sebanyak 8-10 gelas perhari. Sebab, air juga menambah kapasitas lambung. Selain tetap mengosumsi buah dan sayur, minum yang cukup, mengunyah yang lama juga menjadi tips penting untuk mengontrol rasa kenyang.

"Dalam rangka penyesuaian agar lambung dan organ pencernaan kita tidak kaget saat lebaran, kita disunahkan untuk mengikuti puasa Syawal selama 7 hari. Banyak manfaat yang kita dapat dalam puasa Syawal ini agar kita bisa menahan diri untuk terus makan saat kita tidak berpuasa setelah hampir sebulan kita berpuasa Ramadhan," jelasnya.

Terpopuler

01 January 1970, 07:00