Terminal Kampung Rambutan Kerahkan 60 Armada Tambahan

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Ilham Tirta

Sabtu 24 Jun 2017 19:32 WIB

Armada bus tambahan mudik (ilustrasi). Foto: Republika/Aditya Pradana Putra Armada bus tambahan mudik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terminal Kampung Rambutan menyiapkan 60 armada bus tambahan, untuk antisipasi penumpang yang melonjak pada puncak arus mudik. Bus tambahan berasal dari bus pariwisata dengan fasilitas lebih baik dari bus PO.

Kepala Terminal Kampung Rambutan, Emeral August mengungkapkan, bus tambahan sempat digunakan pada H-3 dan H-2 Lebaran. "Kemarin tuh penumpang numpuk, busnya terlambat, jadi butuh armada tambahan," kata dia saat ditemui, Sabtu (24/6).

Bus mengalami keterlambatan karena kemacetan parah hingga stuck di tempat saat bus-bus menuju ke Jakarta. Ditambah dengan adanya penumpang yang enggan menggunakan PO lain, selain PO yang biasa mereka naiki.

"Itulah penumpang-penumpang fanatik yang maunya naik bus itu doang. Ada yang sampai nginep-nginep loh waktu H-3. Tapi akhirnya kami umumkan lewat pengeras suara agar para penumpang mau menaiki bus tambahan dengan kondisi lebih baik dari bus pesanan mereka," kata Emeral.

Pada akhirnya penumpang menuruti instruksi yang diberikan pihak terminal. Terminal Kampung Rambutan selalu mendata semua bus yang datang dan pergi, juga mendata penumpang yang naik bus dari terminal itu.

Terkait terminal bayangan, Emeral menuturkan, Dishubtrans sudah sering menertibkan, namun mereka semua masih bandel. Terutama yang di Jalan Raya Bogor yang sudah masuk dalam ranah Kota Depok. "Ya itu tidak tahu ya Dishub Depok gimana. Karena kami sudah wanti-wanti sopir kami sejak berangkat dari sini. Jadi kalau terjadi apa-apa, itu di luar tanggung jawab kami. Pokoknya kalau di Terminal Kampung Rambutan sudah rapi lah sekarang," ucap di.

Suasana yang lebih tertib dari 2016, dirasakan juga oleh salah seorang dokter jaga di posko kesehatan Jasa Raharja, dr. Tutuko Radite. Radite menjelaskan, sejak pagi sudah banyak pedagang asongan yang ditertibkan, tetapi entah mengapa mereka semua mematuhi. "Saya juga heran loh, mereka pada nurut. Tahun lalu itu, boro-boro nurut, malah pada ngelawan. Tapi intinya sekarang itu, lebih tertib dari tahun lalu. Preman-preman juga sudah tidak ada lagi," kata dokter dari RSUD Pekalongan itu.

Terpopuler