Sidang Isbat Diawali Pemaparan Posisi Hilal

Red: Ilham Tirta

Sabtu 24 Jun 2017 18:17 WIB

Pemaparan posisi hilam dalam sidang isbat. (ilustrasi). Foto: Republika/Agung Supriyanto/c Pemaparan posisi hilam dalam sidang isbat. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sidang penetapan Hari Idul Fitri 1 Syawal 1438 Hijriyah/2017 Masehi pada Sabtu di Kantor Kementerian Agama, Jakarta diawali dengan pemaparan posisi bulan baru atau hilal. Pemaparan posisi hilal dilakukan oleh anggota tim hisab rukyat Kementerian Agama, Cecep Nurwendaya yang mengawali kegiatan sidang isbat tersebut hingga shalat Maghrib.

Selepas Maghrib, sidang isbat akan dilanjutkan lewat musyawarah tertutup yang diikuti oleh unsur Kemenag, ormas Islam, dan tamu undangan. Sidang tersebut juga diikuti duta besar negara sahabat, Mahkamah Agung, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Planetarium.

Apabila sidang tertutup itu selesai kemudian dilanjutkan dengan konferensi pers terkait hasil sidang isbat. Terdapat kemungkinan Idul Fitri 2017 akan jatuh pada Ahad, 25 Juni apabila tim rukyat dari Kemenag melihat bulan baru di salah satu tempat pemantauan bulan yang disebar di titik strategis di seluruh Indonesia.

Sementara itu, jika tidak ada satu pun perukyat yang melihat hilal, maka puasa tahun ini digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari sehingga 1 Syawal 1438 Hijriyah jatuh pada Senin, 26 Juni 2017.

Terpopuler