REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah mobil Mitsubishi Fuso putih bertuliskan Mobile Masjid terparkir melintang di area parkir Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (24/6), sore. Belasan orang tampak melangsungkan shalat Ashar berjamaah di bagian dalam dan pintu samping mobil yang sengaja dibentangkan.
Mobil serbaguna tersebut difungsikan sebagai masjid portabel selama periode Mudik Lebaran 2017. Koordinator pengelola Mobile Masjid, Ridwan Haris, menginformasikan bahwa mobil milik Yayasan Masjid Nusantara Rumah Zakat tersebut bersiaga di area Stasiun Pasar Senen sejak H-7 hingga malam takbiran.
"Ini tahun kedua kami berpartisipasi membantu memudahkan ibadah para pemudik, setelah tahun lalu bertempat di Stasiun Gambir juga sejak H-7 sampai malam takbiran," ujar Ridwan kepada Republika.co.id, Sabtu (24/6).
Ia menyebutkan, Mobile Masjid yang berkapasitas 25 hingga lebih dari 100 orang itu menyediakan sarung, mukenah, Alquran, dan kitab-kitab Islam yang bisa dibaca pemudik. Di bagian belakang mobil, terdapat tempat wudhu berkapasitas empat orang sekali pakai dengan persediaan air sebanyak 500 liter.
Jam operasional Mobile Masjid selama Ramadhan di Stasiun Pasar Senen, kata Ridwan, dimulai sejak bakda Zuhur. Tim akan berangkat dari pul mobil sekitar pukul dua siang, kemudian menyiapkan mobil di lokasi untuk ibadah Shalat Ashar, Maghrib, hingga Tarawih.
"Kalau besok dipastikan Lebaran, malam ini setelah Shalat Isya kami akan menyempatkan 15 menit bertakbir bersama para pemudik," ujar Ridwan yang menginformasikan bahwa di hari biasa Mobile Masjid kerap berkeliling di kawasan Senayan dan Kuningan.
Salah satu pemudik yang akan pulang ke Madiun, Pundi Saprudin, mengaku sangat terbantu dengan adanya Mobile Masjid. Meski Stasiun Pasar Senen cukup lengkap dengan adanya satu masjid dan tiga mushala, ia mengaku agak riskan di tengah kondisi stasiun dengan jumlah penumpang yang membludak selama musim mudik.
"Kalau sudah jalan ke dalam mau meninggalkan barang rasanya waswas, apalagi kalau kereta sudah mau datang. Mobile Masjid ini sangat membantu, jadi lebih dekat dan mudah untuk beribadah," kata pemuda 24 tahun yang menanti keberangkatan KA Brantas itu.