REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) masih menyelidiki temuan 12 tiket palsu yang kedapatan dimiliki calon penumpang kereta api di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat (23/6). Para pemilik tiket palsu tersebut adalah sembilan calon penumpang KA Kutojaya Utara (KA 192) dan tiga calon penumpang KA Kutojaya Utara Premium Tambahan (KA 7038).
"Saat ini, kami masih mengangap mereka sebagai korban sambil penyelidikan terus berlanjut," ungkap Senior Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Suprapto kepada Republika.co.id, Sabtu (24/6).
Suprapto menginformasikan, para calon penumpang kedapatan memiliki tiket palsu ketika akan melakukan proses boarding. Tiket yang mereka bawa tidak tercantum dalam sistem boarding milik PT KAI sehingga tidak bisa terdeteksi ketika melakukan check-in di Stasiun Pasar Senen.
Uniknya, dua kasus tersebut terungkap pada hari yang sama dan rute kereta dengan jurusan sama, yaitu Pasar Senen-Kutoarjo. Hanya saja, sembilan calon penumpang KA Kutojaya Utara (KA 192) dengan jadwal keberangkatan pukul 05.25 pagi, sementara Kutojaya Utara tambahan berangkat pada 23.20 WIB.
Setelah adanya temuan, kata Suprapto, petugas boarding segera melapor ke loket bagasi untuk melakukan pengecekan lebih lanjut namun data calon penumpang tetap tidak ditemukan. Sembilan orang pada temuan awal yang berprofesi sebagai buruh pabrik tersebut mengaku memesan tiket kepada teman dekat sesama buruh pabrik.
"Masih menurut pengakuan penumpang, awalnya mereka agak curiga mengapa sudah langsung diberikan tiket boarding, tetapi karena merasa sudah akrab mereka percaya itu tiket asli," ujar Suprapto.
Mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang, Suprapto mengimbau calon penumpang agar tidak membeli tiket melalui perorangan atau calo karena rentan praktik penipuan. Sejak Juni 2016, PT KAI Daop 1 Jakarta telah memberlakukan sistem check-in dan boarding pass di stasiun-stasiun yang berada di wilayahnya, serupa dengan proses yang harus dilalui penumpang pesawat.