REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ruas jalan utama di Kota Bogor, Jumat (23/6) malam hingga pukul 22.30 WIB masih dipadati kendaraan roda dua, roda empat, dan angkutan umum.
Pantauan Antara kepadatan terjadi di sejumlah titik seperti di Jalan Pajajaran dari arah Internusa menuju Tugu Kujang. Empat bahkan lima lapis kendaraan mengantre untuk bergerak ke arah Jembatan Otista maupun arah Tol Jagorawi.
Penyumbatan arus lalu lintas terjadi di Jl Otto Iskandar Dinata, karena adanya penyemputan ruas jalan di Jembatan Otista. Pertemuan tiga titik arus dari Internusa, Tol Jagorawi, dan Terminal Baranangsiang yang volume kendaraanya cukup padat mengakibatkan kendaraan mengantri untuk melintasi jalur bottle neck.
Lepas dari Jembatan Otista menuju Pintu Utama Kebun Raya sedikit lancar. Arus lalu lintas kembali tersendat di Jalan Juanda mulai dari depan BTM hingga simpang Jalan Paledang.
Kepadatan disebabkan aktivitas warga di Pusat Perbelanjaan. Tampak warga ramai keluar dari pusat perbelanjaan yang jam operasionalnya telah berakhir.
Antrean cukup panjang terjadi di Jalan Paledang menuju Stasiun Bogor. Sekitar satu kilometer kendaran lapis satu berjejer menunggu giliran untuk masuk ke Jalan Kapten Muslihat.
Terjadi kepadatan arus signifikan di Jalan Kapten Muslihat baik dari arah Juanda menuju Jembatan Merah maupun sebaliknya.
Kepadatan juga terjadi di Jl Veteran dari arah Jembatan Merah menuju Gunung Batu. Kendaran memadati ruas jalan, diperkirakan karena aktivitas warga di dua pusat perbelanjaan yakni Superindo dan BTW.
Sementara itu, menjelang H-2 Idul Fitri 1438 Hijriah aktivitas pusat perbelanjaan juga cukup padat. Salah satunya di Botani Square yang menambah jam operasional hingga pukul 23.00 WIB.
Warga tengah sibuk berburu baju untuk berlebaran, pihak pengelola menawarkan potongan harga mulai 30 persen sampai 50 persen. Atau harga murah meriah dari Rp 179 ribu sampai Rp 199 ribu per item.
Menurut Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto menjelang Lebaran arus lalu lintas Kota Bogor kian padat dikarenakan warga sibuk mempersiapkan diri untuk keperluan berlebaran. "Menjelang lebaran itu Bogor siaga satu, karena ini titik-titik rawan yang harus diwaspadai. Warga semua keluar bersiap sambut lebaran, dan kriminalitas, macet itu tinggi sekali," kata Bima.
Maka dari itu, lanjut Bima, Pemerintah Kota Bogor tidak meliburkan seluruh pegawainya. Ada beberapa pegawai yang tetap dibekerja dengan sistem piket untuk mengawasi kota. "Kita prioritaskan yang non muslim untuk membantu mengawasi kota. Walau statusnya pemerintah libur, tapi pekerjaan tetap jalan," kata Bima.