Alasan 'Tragedi Brexit' tak Terulang Tahun Ini

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Andri Saubani

Jumat 23 Jun 2017 23:42 WIB

Sejumlah kendaraan pemudik melaju menuju Gerbang Tol Brebes Timur (Brexit) di Brebes, Jawa Tengah, Jumat (23/6). Arus mudik di Jalan Tol Pejagan-Pemalang yang mengarah ke Brexit dan Gerbang Tol Kali Gangsa terpantau ramai lancar. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay Sejumlah kendaraan pemudik melaju menuju Gerbang Tol Brebes Timur (Brexit) di Brebes, Jawa Tengah, Jumat (23/6). Arus mudik di Jalan Tol Pejagan-Pemalang yang mengarah ke Brexit dan Gerbang Tol Kali Gangsa terpantau ramai lancar.

REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, peristiwa 'tragedi Brexit' yang terjadi pada tahun lalu tidak terjadi lagi kali ini. Kepadatan parah yang terjadi di pintu Tol Brebes Timur tahun lalu, kini tak terjadi setelah difungsikannya jalur darurat tol dan jalan layang di Pejagan. "Dulu pada H-4 Lebaran 2016 sudah terjadi (kepadatan). Akan tetapi sekarang tidak ada," kata Tito saat memantau jalur darurat Tol Gringsing di Batang, Jawa Tengah, Jumat (23/6) sore.

Berdasar pengamatan dari Jakarta hingga jalur darurat tol exit Gringsing Kabupaten Batang, kata Kapolri, arus lalu lintas kendaraan agak padat tetapi lancar. "Hanya saja di rest area Palimanan terjadi kepadatan arus lalu lintas kendaraan agak panjang sekitar 500 meter karena ada warga yang mau melakukan Shalat Jumat yang melintas di jalur itu," katanya.

Adapun di jalur menuju pintu keluar tol Brebes Tiimur (Brexit), kata Kapolri, arus mudik kendaraan pada H-2 Lebaran agak sepi. Banyak kendaraan kecil dari arah Tol Cipali mengambil jalan lurus ke jalur tol fungsional (darurat). "Kita melihat dari Tol Kaliggansa Brebes hingga Gringsing dengan kecepatan kendaraan 40 kilometer relatif bagus. Memang ada jalan yang bagus dan ada jalan lubang-lubang atau bergelombang," katanya.

Tito mengatakan, di jalur pantai utara (pantura), pemudik yang berada di sejumlah rest area tidak terlalu padat dan kepadatan hanya terjadi di Pintu Keluar Tol Gringsing sekitar dua kilometer. "Kepadatan arus mudik di pintu keluar Tol Gringsing akibat adanya pertemuan arus mudik di jalur pantura terjadi kepadatan tetapi masih jalan baik dari arah Batang (barat) maupun ke Semarang (timur). Tito mengatakan puncak arus mudik Lebaran 2017 terjadi pada hari ini (Jumat) dan Sabtu (24/6).

Hingga Sabtu, Tito memperkirakan puncak arus mudik Lebaran masih akan berlangsung, karena di Cikarang, Bekasi masih terjadi kepadatan arus mudik. Ia mengatakan jika kepadatan arus mudik seperti sekarang ini (padat dan lancar) maka arus mudik juga akan sama yaitu lancar dan aman. "Kepadatan arus mudik Lebaran sudah terjadi sejak H-4 hingga H-2 sehingga pada H-1 kami perkirakan akan lancar. Kendati demikian akan kami lakukan pengamanan," katanya.

Jalan Darurat Brebes-Gringsing

Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Condro Kirono mengapresiasi adanya jalan darurat yang menghubungkan Brebes dengan Gringsing, Jawa Tengah. Sebab, menurutnya, jalan tersebut cukup membantu penguraian kepadatan lalu lintas dari pintu tol Brebes Timur yang akan menuju jalur Pantura. “Jalan tol yang masih darurat antara Brebes dan Gringsing itu sangat membantu kelancaran lalu lintas,” kata dia dalam jumpa pers di Pos Polisi Terpadu Pintu Tol Brebes Timur, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (23/6).

Pada 2016 lalu, kemacetan amat parah terjadi di sekitar pintu tol Brebes Timur selama tiga hari berturut-turut sejak H-4 Idul Fitri. Bahkan, masyarakat populer menamakan lokasi tersebut 'tragedi Brexit', meniru-niru singkatan global untuk Britain Exit.

Kini, situasinya cenderung berbeda dan membaik. Ditambah pula, ungkap Condro, masyarakat pemudik memiliki minat cukup besar untuk melitasi jalan darurat sepanjang 110 kilometer itu. “Tapi memang tol darurat ini banyak diminati, walaupun berdebu, (permukaan) jalannya juga ini (bergelombang), pada malam minim (fasilitas) penerangan. Tapi, tiap kita tutup (pintu jalan darurat Brebes-Gringsing), pasti antre dua kilometer,” kata Condro.

Sejak Rabu (21/6) lalu, ada aturan bahwa jalan darurat Brebes-Gringsing hanya dibuka sejak pagi sekitar pukul 06.00 WIB sampai maghrib pukul 18.00 WIB. Artinya, jalan tersebut tertutup pada malam hari. Namun, kebijakan ini dengan pengecualian bilamana ada kemacetan amat parah di sekitar pintu tol Brebes Timur. Misalnya, ketika antrean di pintu masuk jalan darurat ini sudah mengular hingga tiga kilometer.

Ada skenarionya, lanjut Condro, ketika jalan darurat Brebes-Gringsing dibuka pada malam hari. Jalan darurat ini terdiri atas dua lajur dan semuanya satu arah menuju ke arah timur. Jumlah pemudik yang masuk ke Jawa Tengah pada lebaran tahun ini lebih banyak ketimbang tahun lalu. Jalan darurat Brebes-Gringsing dapat menyerap hampir 50 persen jumlah kendaraan yang melewati Gerbang Tol (GT) Brebes Timur.

Pada tahun lalu, Condro menerangkan, jumlah kendaraan yang masuk ke wilayahnya pada H-3 lebaran sebesar 39.036 unit. Tahun ini, meningkat di angka 68.639 unit. Untuk angka total selama empat hari pelaksan Operasi Ramadniya Candi juga terjadi peningkatan sebesar 12 persen dari tahun lalu. "Kaligangsa ini bisa menyerap kendaraan mendekati 50 persen," jelas Condro.

Jumlah kendaraan yang melalui jalan darurat Brebes-Gringsing tercatat terus meningkat sejak pertama kali dibuka. Dari hanya 2.376 unit kendaraan pada hari pertama, hingga menyentuh angka 23.706 pada H-3 lebaran, Kamis (22/6). Totalnya, sudah ada 57.426 unit kendaraan sejak pertama kali di buka. Lebih dari setengah dari total kendaraan yang masuk ke GT Brebes Timur sejak H-5 lalu yang mencapai 103.541 unit.

Dari data tersebut, Condro menyebutkan, dapat dilihat antusiasme masyarakat memang tinggi untuk melewati jalan darurat. Dalam presentasinya kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian, terdapat tiga faktor yang menyebabkan tingginya animo masyarakat terhadap jalur tersebut.

Pertama, waktu perjalanan bisa lebih cepat dibandingkan dengan jalur biasa. Bisa menghemat waktu hingga tiga jam. Kedua, masyarakat memang ingin merasakan jalur yang baru dibuka itu. Ketiga, jalur ini viral di media sosial.

Salah seorang pemudik asal Bekasi, Didi (45), mengakui dirinya memang memilih untuk melalui jalan darurat Brebes-Gringsing karena penasaran seperti apa jalur baru itu. Bukan itu saja alasan ayah dari tiga orang anak ini memilih melalui jalur darurat, ia juga ingin menghemat waktu perjalanan menuju kampungnya di Pekalongan, Jawa Tengah.

"Kalau lewat sini kan perkiraan saya bisa lebih cepat. Jadi, gak keluar di Brebes lewatin Kota Tegal lagi. Penasaran juga, malah kalau tujuan saya ke Kudus, saya pengen tahu sampai mana sih ini ujungnya," kata Didi kepada Republika, Kamis (22/6) sore.

 

Terpopuler