REPUBLIKA.CO.ID, BREBES – Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Condro Kirono mengapresiasi adanya jalan darurat yang menghubungkan Brebes dengan Gringsing, Jawa Tengah. Sebab, jalan tersebut cukup membantu penguraian kepadatan lalu lintas dari pintu tol Brebes Timur yang akan menuju jalur Pantai Utara (Pantura). “Jalan tol yang masih darurat antara Brebes dan Gringsing itu sangat membantu kelancaran lalu lintas,” kata dia dalam jumpa pers di Pos Polisi Terpadu Pintu Tol Brebes Timur, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (23/6).
Pada 2016 lalu, kemacetan amat parah terjadi di sekitar pintu tol Brebes Timur selama tiga hari berturut-turut sejak H-4 Idul Fitri. Bahkan, masyarakat populer menamakan lokasi tersebut Brebes Exit (Brexit), meniru-niru singkatan global untuk Britain Exit.
Kini, situasinya cenderung berbeda dan membaik. Tambahan pula, ungkap Condro, masyarakat pemudik memiliki minat cukup besar untuk melitasi jalan darurat sepanjang 110 kilometer itu. “Tapi memang tol darurat ini banyak diminati, walaupun berdebu, (permukaan) jalannya juga ini (bergelombang), pada malam minim (fasilitas) penerangan. Tapi, tiap kita tutup (pintu jalan darurat Brebes-Gringsing), pasti antre dua kilometer,” kata Condro.
Sejak Rabu (21/6) lalu, ada aturan bahwa jalan darurat Brebes-Gringsing hanya dibuka sejak pagi sekitar pukul 06.00 WIB sampai maghrib pukul 18.00 WIB. Artinya, jalan tersebut tertutup pada malam hari.
Namun, kebijakan ini dengan pengecualian bilamana ada kemacetan amat parah di sekitar pintu tol Brebes Timur. Misalnya, ketika antrean di pintu masuk jalan darurat ini sudah mengular hingga 3 kilometer.
Ada skenarionya, lanjut Condro, ketika jalan darurat Brebes-Gringsing dibuka pada malam hari. Jalan darurat ini terdiri atas dua lajur dan semuanya satu arah menuju ke arah timur.
Di sisi kanan dan kiri jalan, akan ada patroli kepolisian lalu lintas. Penerangan jalan juga akan ditingkatkan. Setiap 5 kilometer akan ada pos kepolisian yang siap siaga di bahu jalan. “Jadi ketika kita buka, kita kawal (para pemudik), estafet sampai ke Gringsing. Tapi pada saat antrean 3 km baru kita tarik bersama-sama. Kemarin, itu termasuk paling padat. Tol (sepanjang) 110 km ini sempat terjadi empat kali kecelakaan namun tak ada yang fatal, rata-rata ringan. Jadi, tak ada yang meninggal dunia. Kebanyakan karena (pengemudi) kelelahan kemudian mengantuk,” papar dia.