REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budi Karya Sumari, diangkat menjadi Menteri Perhubungan pada kabinet Kerja di pemerintahan Joko Widodo. Menjabat sejak Juni 2016 lalu, Budi Karya pernah melewatkan satu kali momen Lebaran bersama keluarga akibat dari tugas yang harus diembannya dalam kebijakan mudik Lebaran.
Budi mengatakan, dirinya harus bersiap memonitor seluruh pergerakan arus mudik dari titik-titik vital transportasi udara, darat dan laut yang menjadi wilayah kebijakannya. Tak jarang, dia juga tak punya waktu istirahat untuk memastikan pelayanan pada masyarakat yang akan mudik agar aman dan nyaman.
"Mulai di bandara ya stand by 10 hari sebelumnya ya. tapi ini saya maknai sebagai suatu amanah yang menantang untuk saya ya, karena kita dihadapkan dalam satu panggung dalam melayani masyarakat, dan masyarakat itu sangat membutuhkan kita," kata saat ditemui oleh Republika.co.id saat mengunjungi Posko Mudik Lebaran di Bandara Soekarno-Hatta.
Budi Karya juga berharap kepada seluruh jajaran kementerian perhubungan untuk memberikan pelayanan maksimal pada masyarakat. Walaupun, harus mengorbankan waktu berkumpul bersama keluarga.
"Saya juga senang semua teman-teman di perhubungan bersemangat melayani, karena dengan modal semangat itu kita bisa membuat developer service yang baik dan menjaga safety dan security," jelasnya
Tak jarang, di tengah-tengah tugas sebagai menteri, Budi Karya mencuri waktu untuk menikmati opor ayam yang menjadi menu favoritnya ketika Lebaran nanti. Budi Karya bertutur, hal yang paling dirindukan saat datangnya Hari Raya Idul Fitri adalah bisa bersilaturahim ke keluarganya.
"Biasanya Lebaran hari pertama itu saya mengharuskan ketemu kakak-kakak saya, keponakan di suatu luapan kangennya luar biasa," katanya.
Namun, saat ini kata dia, Hal tersebut hanya bisa dilakukan hanya setengah hari. Sebab, sore harinya Budi harus kembali memantau dan memastikan para pemudik bisa sampai ke kampung halaman mereka masing-masing dengan aman dan nyaman.
Tak jarang, keluarganya protes pada Budi karena tidak memiliki waktu berkumpul saat hari raya. Namun, kata dia, lama kelamaan keluarga bisa memaklumi apa yang dilakukannya untuk kemaslahatan orang banyak.
"Oh pasti (ada keluhan keluarga), tapi nggak lama-lama biasa," jelasnya.
Budi Karya juga menceritakan pengalaman uniknya ketika memantau arus mudik lebaran tahun lalu. Penutupan bandara Juanda Surabaya membuat dirinya harus memutar kepala untuk mencarikan solusi penumpang yang sudah jauh hari memesan tiket pesawat menuju Surabaya.
"Di sini (Soekarno Hatta), karena kita itu malah tadinya melayani pemudik bandara pesawat, malah melayani pemudik menggunakan bus, karena apa, Surabaya kan tutup tahun lalu. Di sini kita hampir melayani 100 bus dari Jakarta ke Surabaya, kita siapkan bus mendadak malam itu," ujar dia.