REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia mengimbau agar setiap acara takbir keliling dapat berkoordinasi dengan aparat keamanan. Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh menyampaikan, malam Idul Fitri sebaiknya disemarakan dengan gema takbir memuji asma Allah.
Menurutnya, takbir keliling sebagai sarana syiar merupakan wujud kearifan lokal yang khas Indonesia. Meski demikian, kegiatan yang melibatkan banyak orang ini tetap harus mengedepankan ketertiban dan keamanan.
"Bagi umat Islam yang melaksanakan takbir keliling, perlu menjaga ketertiban umum. Koordinasi dengan pengurus masjid, pengurus lingkungan, dinas lalu lintas, dan aparat keamanan," kata dia seperti dilansir siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (23/6).
Selain itu, aparat keamanan juga perlu menjamin ketertiban dan keamanan pelaksanaan takbir keliling. Karena ini adalah bentuk ibadah, sebuah kegiatan umat Islam yang menghidupkan malam Idul Fitri. "Tidak boleh ada yang menghalangi kegiatan syiar Idul Fitri, dengan dalih apapun," katanya.
Asrorun juga menambahkan, takbir keliling bisa meneguhkan tali silaturrahim. Ia mengimbau agar Idul Fitri menjadi sarana untuk kembali menguatkan silaturrahim, mulai dari keluarga dekat, keluarga jauh, tetangga, hingga sesama anak bangsa.
Idul Fitri juga bisa menjadi sarana untuk meneguhkan persatuan nasional dan semangat rekonsiliasi. "Idul Fitri dapat mewujudkan persatuan Indonesia dalam bingkai Ketuhanan Yang Maha Esa," kata dosen Pascasarjana UIN Jakarta ini.