Berkah Pedagang pada Pekan Lebaran

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ilham Tirta

Ahad 25 Jun 2017 04:40 WIB

Pedagang pakaian lebaran (ilustrasi). Foto: Republika/Agung Supriyanto Pedagang pakaian lebaran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Beberapa hari menjelang lebaran kemarin menjadi berkah bagi para pedagang. Tidak hanya di pusat perbelanjaan besar yang ada di seputaran Kota Mataram, masyarakat pun tampak berjubel di beberapa sudut di luar Kota Mataram seperti misalnya di ruas Jalan TGH Ibrahim Al-Khalidy yang ada di Kecamatan Kediri, Lombok Barat.

Sebagai Kota Santri, Kediri, Lombok Barat memang dikenal menjadi pusat kota pendidikan di luar Mataram karena terkenal dengan banyaknya Pondok Pesantren. Di sana berdiri Pondok pesantren Al-Islahudiny, Pondok Pesantren Nurul Hakim, dan beberapa Pondok Pesantrennya lainnya yang memiliki santri ribuan dan berdatangan dari seluruh penjuru nusantara.

Jelang lebaran tahun ini, ruas jalan provinsi yang menghubungkan Mataram dengan Lombok Tengah di kawasan itu itu disulap menjadi Pasar Malam dadakan dengan puluhan tenda penjual pakaian yang memenuhi hampir 1 Km di sisi kiri kanan jalan. Belasan toko pakaian memang sudah ada yang berjualan tetap di sana.

Salah satu pedagang pakaian, Hj Mulia mengaku omsetnya bertambah dua sampai tiga kali lipat dibandingkan dengan hari biasa. Bahkan, kalau dibandingkan tahun lalu pun dirasakannya lebih tinggi. "Kebutuhan pakaian yang tinggi dan minat masyarakat yang cenderung malas ke mal di Mataram menjadi peluang besar bagi para penjual pakaian," ujar Mulia pada Rabu, pekan ini.

Pedagang pakain lainnya, Hj Nursehan mengiyakan bahwa bila dibandingkan dengan hari biasa biasanya hanya mendapat penghasilan sekitar Rp 1 juta. Namun menjelang lebaran kemarin, omset di toko miliknya bahkan mencapai Rp 5 juta.

"Saya berharap kalau malam-malam selain Ramadhan pun tetap ramai dengan para pembeli pakaian sehingga keuntungan yang didapat bisa meningkat lagi," kata Nursehan.

Para pemburu pakaian pun mengaku sangat terbantu dengan adanya pasar dadakan ini. Marlan misalnya, warga Desa Kuripan, Lombok Barat, mengaku bisa menghemat waktu daripada harus belanja di mal-mal yang ada di Mataram.

Terpopuler